Sementara sopir angkot lain, Sugiono meminta pemerintah agar tidak terlalu keras dalam pelarangan mudik, khususnya di kawasan lokal.
"Saya dengar ada penyekatan juga, udahlah gitu itu kok kayaknya gak perlu. Kita itu juga menghidupi keluarga, kita kerja untuk keluarga juga, bukan buat saya sendiri," terangnya.
Sugiono khawatir dengan dilarang beroperasi, banyak orang memilih enggan keluar. Dampaknya, angkutan umum semakin sepi.
![]() |
"Sudah kena dampak Corona, kebijakan gini juga makin berdampak. Bantuan pemerintah juga cuma sekali aja, dulu 5 bulan lalu. Sekarang udah gak pernah kasih bantuan lagi," ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah lebih fleksibel dalam menerapkan kebijakan. Pasalnya, sudah setahun lebih para sopir angkot merasakan dampak dari pandemi.
"Anak sekolah juga tidak ada, sekarang juga banyak ojol. Kantor-kantor juga katanya yang masuk kerja dibatasi. Ini kan makin mengurangi riwa-riwi (Mobilitas) orang. Ya harapannya, jangan ketat-ketat lah, warga juga cari makan," pungkasnya.
(fat/fat)