Pelarangan mudik 2021 ini berdampak kepada para sopir angkot di Terminal Joyoboyo Surabaya. Para sopir angkot menyayangkan keputusan pemerintah. Sebab, kondisinya masih sulit dan susah.
"Situasinya sudah anjlok karena pandemi. Sekarang ditambah larangan mudik, malah tidak karuan urip iki (Hidup ini). Makin rugi," ujar Rusnan, salah satu sopir angkot yang mangkal di Terminal Joyoboyo, Selasa (27/4/2021).
Rusnan menjelaskan, pendapatan sopir angkot saat ini tidak menentu. Bahkan, untuk sekali perjalanan pulang-pergi, terkadang supir malah merugi.
Sehari-hari, pria berusia 65 tahun ini menarik angkot JM jurusan Menganti, Gresik, sampai Terminal Joyoboyo, Surabaya. Larangan mudik 2021 ini, disebutnya makin menyulitkan kondisi sopir angkot.
"Sekali PP saja bensin Rp 30 ribu. Belum makelarnya, belum kita setornya (Ke pemilik bemo). Kadang malah rugi, kita norokin. Ini mudik dilarang, ya saya harap pemerintah jangan begitu lah, kebetulan saya angkot dari Menganti ke Joyoboyo. Larangan gitu kan berdampak juga ke penumpang, akhirnya tidak bisa ke mana-mana," keluhnya.
Simak video 'Suara Miris Pengusaha dan Sopir Bus Atas Larangan Mudik Lebaran':
Sementara sopir angkot lain, Sugiono meminta pemerintah agar tidak terlalu keras dalam pelarangan mudik, khususnya di kawasan lokal.
"Saya dengar ada penyekatan juga, udahlah gitu itu kok kayaknya gak perlu. Kita itu juga menghidupi keluarga, kita kerja untuk keluarga juga, bukan buat saya sendiri," terangnya.
Sugiono khawatir dengan dilarang beroperasi, banyak orang memilih enggan keluar. Dampaknya, angkutan umum semakin sepi.
![]() |
"Sudah kena dampak Corona, kebijakan gini juga makin berdampak. Bantuan pemerintah juga cuma sekali aja, dulu 5 bulan lalu. Sekarang udah gak pernah kasih bantuan lagi," ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah lebih fleksibel dalam menerapkan kebijakan. Pasalnya, sudah setahun lebih para sopir angkot merasakan dampak dari pandemi.
"Anak sekolah juga tidak ada, sekarang juga banyak ojol. Kantor-kantor juga katanya yang masuk kerja dibatasi. Ini kan makin mengurangi riwa-riwi (Mobilitas) orang. Ya harapannya, jangan ketat-ketat lah, warga juga cari makan," pungkasnya. (fat/fat)