Jumantoro mengaku melaju dengan kecepatan sekitar 30 km/jam mendekati simpang 4 Trowulan. Saat itu, sebuah bus Sugeng Rahayu lainnya mendahului dirinya dari lajur kanan. Ia pun menginjak pedal rem lantaran lampu lalu lintas di depannya menyala merah.
"Saat saya rem tahu-tahu kok selip ke kanan naik ke median jalan, lalu saya banting stir ke kiri menabrak rumah ini," jelasnya.
Bus Sugeng Rahayu ini lebih dulu menabrak pagar rumah warga tepat di sebelah kanan rumah Hasan. Bus lantas menghantam toko helm yang dikelola adik Hasan hingga porak-poranda. Rumah dan toko tersebut di tepi jalur arteri Surabaya-Madiun.
"Kondisi tadi hujan, jalan aspalnya juga baru sehingga licin," terang Jumantoro.
Kecelakaan ini juga mengakibatkan Jumantoro terluka di kening dan pipi kanannya. Dia kembali ke lokasi kecelakaan setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Sejumlah anggota Polsek Trowulan berada di lokasi kecelakaan untuk mengatur arus lalu lintas. Polisi juga mendatangkan truk derek untuk mengevakuasi bus. Begitu pula petugas PLN yang dipanggil untuk memperbaiki kabel listrik yang jatuh akibat ambruknya toko helm di rumah Hasan.
(sun/bdh)