"Aku tidak meminta, pasti Gusti Allah nanti akan membantu saat aku sulit. Karena tidak mudah. Misalkan masalah data, kan tidak mudah, kita mesti cari data clear yang betul," tambahnya.
Risma pun takut jika dirinya yang meminta atau yang menginginkan posisi menteri. Sebab, dirinya harus mempertanggungjawabkan jabatannya kepada Tuhan.
"Kalau aku salah, kan bahaya sekali, aku harus mempertanggungjawabkan kepada Tuhan yaopo (bagaimana)," katanya.
Risma mengaku ada dua hal yang membuatnya tidak berani berada di posisi menteri. Risma mencontohkan warga Surabaya yang pernah berkirim surat karena tidak mendapat bantuan.
"Ternyata dia pindah tidak pamit RT/RW-nya. Jadi pak RT/RW tidak tahu pindah ke mana, mau dikasih ke mana. Kedua, ada yang mungkin sudah tidak memerlukan lagi karena hidupnya sudah lebih baik. Jadi banyak yang harus dibenahi. Oleh karena itu, sekali lagi kenapa saya tidak berani (jadi menteri)," pungkasnya.
Sebelumnya, Plt Ketua DPD PSI Surabaya Yusuf Lakaseng menyebut dirinya mendapat informasi valid bahwa Risma akan menjabat Menteri Sosial. Informasi yang disebut bersumber dari orang terdekat ini santer terdengar sejak Minggu (13/12). Apalagi setelah ini jabatan Risma sebagai Wali Kota Surabaya akan habis.
"Informasi yang saya bilang valid dari sumber valid yang saya dapat. Bu Risma kemungkinan akan jadi Mensos, Pak Jokowi sudah menelepon Bu Risma, kita tunggu saja," kata Plt Ketua DPD PSI Surabaya Yusuf Lakaseng.
(fat/fat)