Selain memberi ruang gerak bagi petugas, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerumunan massa secara berlebihan. Bahkan, sejumlah personel kepolisian dan TNI juga dikerahkan mengatur pelayat di lokasi pemakaman.
"Kalau pun ada kerumunan, tapi tidak seberapa. Mungkin karena mereka merasa kehilangan pemimpin, yang selama ini dikenal baik dan ramah. Makanya, yang kami tekankan tadi adalah penggunaan masker, di samping juga jaga jarak," kata Jubir Satgas COVID-19 Situbondo, Dadang Aries Bintoro.
Selama proses pemakaman berlangsung, istri Bupati yakni Ny Ummi Kulsum tampak juga hadir. Mengenakan kerudung warga hitam, wanita yang juga anggota DPRD Situbondo tampak cukup sedih. Sambil sesekali menangis, Ummi berjalan dipapah hingga di samping kuburan suaminya.
![]() |
"Namanya juga istri, beliau pasti merasa kehilangan. Semoga Allah memberikan kesabaran untuk Bu Ummi dan keluarga yang lain," tandas Wati, salah seorang pelayat.
Sejumlah masyaikh tampak juga hadir dalam prosesi pemakaman almarhum. Antara lain, KHR A Kholil As'ad, KH Fadlurahman Zaini, KH Masyrur Syam, Habib Husein, KH Faqih Ali, dan lainnya. Pembacaan talqin di atas makan almarhum dipimpin KH Masyrur Syam, dan langsung ditutup doa oleh KHR Kholil As'ad.
(iwd/iwd)