"Saya lewat situ (Kenjeran) karena saya ngejar sunrise. Pagi-pagi kan bagus di pantai timur dari mulai Kenjeran lama sampai kaki Suramadu, Nambangan, ujung kenjeran bagus sekali kalau pagi," tambahnya.
Prof Udi menegaskan, menjadi korban begal tidak menyurutkan semangatnya untuk gowes. Sebab, ia sudah olahraga bersepeda sejak 15 tahun lalu.
"Tetap gowes, karena satu-satunya gowes, ndak punya pilihan lain," ujarnya.
Jika besok gowes lagi, Prof Udi akan lebih hati-hati. Jika harus membuka HP, maka akan dilakukan di tempat yang ramai.
"Berjaga-jaga diri kalau buka HP jangan di tempat yang sepi, lihat kiri kanan. Kemarin saya buka HP fokus artikelnya, tulisannya kecil-kecil. Jadi nggak lihat kiri kanan saya," pungkasnya.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini