"Ini akan memotong birokrasi-birokrasi yang sulit yang dihadapi masyarakat selama ini, yang kedua memiliki fungsi yang sangat strategis dalam rangka pemberantasan korupsi. Karena korupsi itu tidak hanya dapat ditangani dengan penindakan tapi pencegahan. Juga bisa dilakukan salah satu upaya untuk mencegah korupsi dengan menciptakan sistem," ungkap Tito.
"Kalau kita menekan terus orangnya, sementara sistem yang tidak diubah, belum tentu bisa. Tapi kalau sistemnya diubah, maka mudah-mudahan kalau peluang ini menjadi tertutup. Dengan hilangnya sentuhan antara manusia, masyarakat dengan petugas, itu akan dapat mengurangi adanya pungli karena mesin enggak mungkin minta amplop," lanjutnya sembari tertawa.
Tito pun menawarkan sejumlah daerah yang rawan korupsi untuk mengadopsi mesin ADM ini. Selain itu, dia juga memaparkan beberapa keunggulan mesin ADM.
"Adanya Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) ini mirip-mirip mesin ATM, ini bisa bermanfaat yang sangat besar sekali pada masyarakat Indonesia agar mereka mudah untuk mengurus KTP dan ini sudah menggunakan sistem, ada paling tidak tiga sistem security. Yang pertama fingerprint sesuai sidik jari, yang kedua iris mata dan yang ketiga facial recognition karena ternyata wajah setiap orang itu tidak sama meskipun kembar," papar Tito.
Di kesempatan yang sama, Tito berharap usai diadopsinya sistem ini di Jatim, provinsi lain ikut berlomba-lomba menggunakan sistem ini. Agar masyarakat tak dikerjai oleh oknum petugas yang meminta pungli.
"Harapan saya Jawa Timur menjadi provinsi pertama yang akan menerapkan ADM, supaya daerah lain ikut. Jika seluruh Indonesia ikut, masyarakatnya akan tertolong, lebih mudah jadi mereka ndak dikerjain lagi petugas," pungkasnya.
(sun/bdh)