Cerita Bayi Menangis di Samping Ibunya yang Sudah Tak Bernyawa

Round-up

Cerita Bayi Menangis di Samping Ibunya yang Sudah Tak Bernyawa

Suki Nurhalim - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 08:58 WIB
Tempat kos bayi dan ibunya yang ditemukan tak bernyawa/Foto: Deny Prastyo Utomo
Surabaya - Bayi laki-laki berusia 7 bulan ditemukan di samping ibunya yang sudah tidak bernyawa di sebuah kamar kos. Sementara ayah bayi tersebut tengah merantau di Bali.

Bayi berinisial A itu tinggal bersama ibunya di kamar kos di Kampung Malang Gang V RT 05 RW 09, Kelurahan/Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Ketua RT setempat Suwidji mengaku mendapat laporan dari warga setelah mendengar bayi itu menangis sekitar pukul 05.30 WIB. Kemudian saat dilakukan pengecekan ke dalam kos, ibu dari bayi itu sudah tidak bernyawa.

"Memang benar bahwa salah satu penghuni kos itu sudah dalam kondisi meninggal dunia di samping anaknya yang masih bayi. Saat itu juga saya langsung menghubungi command center 112," Ujar Suwidji, Selasa (29/10).


Salah seorang saksi, Nunuk awalnya mengintip kamar kos tersebut. Ia melakukan itu setelah mendengar tangisan bayi yang tiada henti. Dari kaca jendela, Nunuk melihat raut wajah ibu bayi yang mencurigakan. Perempuan bernama Ayudiah (38) itu tampak seperti orang yang sudah tidak bernyawa.

"Tadi subuh sempat mendengarkan suara tangisan bayi, tapi kok nggak berhenti-henti. Kemudian coba saya bangunin jam 05.30 WIB terus tak lihat dibalik kaca jendela. Kondisi ibunya sudah meninggal dalam kondisi mata tertutup, mulut terbuka. Dengan posisi terlentang dan tangannya menggenggam," kata Nunuk kepada wartawan di lokasi.

Untuk memastikan kondisi ibu bayi, Nunuk mencoba mencari tetangga kos lainnya. Selanjutnya mereka melaporkan hal itu ke petugas keamanan kampung dan ke RT setempat

Lalu RT setempat dan warga melapor ke command center 112 milik Pemkot Surabaya. "Kemudian pintunya dibuka oleh Pakdhe saya (petugas keamanan) dan warga. Tadi anaknya nangis dengan tengkurap saat dicari warga ternyata ditemukan di bawah rak piring tak jauh dari jenazah ibunya," lanjut Nunuk.

Kemudian Nunuk menambahkan, Ayudiah bekerja di sebuah rumah makan tak jauh dari rumah kos itu. Sedangkan suaminya Rahman Arif (42) mengais rezeki di Pulau Dewata.

"Ibunya kerja di Rumah Makan Malioboro, bagian koki. Sedangkan suaminya kerja di Bali, sejak Agustus kemarin," ujar Nunuk.

Sementara saksi lainnya Marini mengatakan, Ayudiah sempat mengeluh kecapekan pada Senin (28/10) malam. Tepatnya setelah yang bersangkutan pulang kerja.

"Pernah mengeluh capek semalam. Saat pulang kerja sempat ngobrol dengan saya. Sempat saya tanya mau ke mana, mau jemput buah hatiku, katanya begitu. Karena anaknya dititipkan ke pengasuh," kata Marini.


Rahman tidak menyangka sang istri begitu cepat dipanggil Tuhan. Meski berusaha tegar, kesedihan tampak di wajah Rahman saat mengangkat keranda jenazah istrinya untuk dimakamkan di TPU Simo, Surabaya.

Ia mengaku mendapatkan kabar duka tersebut pada pukul 07.00 WIB. Ia diberi kabar oleh keluarganya dan langsung terbang ke Surabaya.

"Awalnya saya nggak tahu, karena saya posisi kerja di Bali. Tadi diberi kabar oleh keluarga. Karena semua adik saya semua di sini. Jam 07.00 WIB, langsung naik pesawat," kata Rahman.

Rahman juga mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum sang istri meninggal. "Nggak ada, tadi malam masih video call, saat kerja dan pulang kerja sekitar pukul 22.00 WIB. Video call sama anak-istri," imbuh Rahman.

Padahal sebelumnya, Rahman berencana pulang pada November nanti. Ia akan pulang ke Surabaya untuk hajatan khitanan bayi berusia 7 bulan yang berinisial A itu. Namun takdir berkata lain, Rahman harus pulang lebih awal.

"Rencananya minggu depan pulang. Karena anak saya kan khitanan. Yang laki-laki sudah khitan. Minggu depan saya mau pulang untuk hajatan," tambah Rahman.


Rahman baru tiga bulan berada di Bali. Ia bekerja di salah satu perusahaan komunikasi. Rencananya, hasil merantau di Bali akan digunakan sebagai modal dagang bersama istri di Surabaya.

"Saya baru tiga bulan di Bali. Rencana saya merantau ke Bali untuk (mengumpulkan) modal dagang," lanjut Rahman.

Entah apa mimpi Rahman selanjutnya setelah ditinggal istri tercinta. Yang pasti, untuk sementara sang bayi dirawat keluarga Rahman.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.