Polda DIY Soroti Keterlibatan Senior-senior di Sekolah dalam Aksi Klithih

Jauh Hari Wawan S. - detikNews
Kamis, 30 Des 2021 13:31 WIB
Wakapolda DIY Brigjen R Slamet Santoso, Rabu (29/12/2021). (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Sleman -

Aksi kriminalitas jalanan atau yang sering disebut klithih belakangan ini jadi sorotan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mayoritas pelakunya merupakan remaja atau pelajar.

Hal itu berdasarkan catatan kriminalitas jalanan di tahun 2021. Dari 102 orang pelaku kejahatan jalanan yang diamankan Polda DIY sebanyak 80 pelaku berstatus sebagai pelajar.

Wakapolda DIY Brigjen R Slamet Santoso membeberkan salah satu faktor penyebab munculnya klithih adalah adanya peran alumni atau senior di sekolah.

"Ada beberapa faktor yang perlu kita tangani dengan maksimal. Tidak bisa hanya satu faktor kita menangani, yaitu keterlibatannya para senior-senior di sekolah-sekolah tersebut," kata Slamet saat jumpa pers akhir tahun Polda DIY 2021 di The Rich Hotel, Mlati, Sleman, Rabu (29/12).

Slamet mengatakan setiap tahun, ada regenerasi pelajar yang lulus atau masuk sekolah. Oleh karena itu, salah satu langkah untuk memutus rantai perekrutan klithih oleh para alumni itu adalah memberikan penyuluhan kepada para pelajar secara kontinu.

Apalagi Yogya terkenal sebagai kota pelajar dan setiap tahun pelajar dari berbagai daerah datang untuk belajar di wilayah Yogya.

"Ini yang selalu saya sampaikan kepada jajaran khususnya di jajaran binmas bahwa untuk di wilayah DIY itu never ending process. Kenapa never ending process dalam hal binluh (pembinaan dan penyuluhan) atau binmas (pembinaan masyarakat), karena setiap tahun baik itu pelajar SMA, mahasiswa dan lain sebagainya itu selalu berganti terus orangnya," katanya.

"Sehingga kita harus selalu terus memberikan pembimbingan, penyuluhan, mensosialisasikan tentang hal-hal tentang kebaikan dan sebagainya," imbuhnya.

Oleh karena itu, Slamet ingin ada kajian-kajian terhadap keterlibatan senior di masing-masing sekolah dan mendata geng yang ada di sekolah. Selain itu, harus ada upaya mereduksi geng-geng yang ada di Yogyakarta.

Ia mencontohkan, di tahun 2015 saat Slamet menjabat sebagai Kapolresta Yogyakarta, dirinya berhasil mereduksi 48 geng sekolah menjadi 24 geng sekolah di akhir 2015. Itu melalui upaya pendidikan etika yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah.

"Itu melalui pendidikan-pendidikan etika perilaku yang kita masukkan ke dalam kurikulum pendidikan di masing-masing SMP dan SMA. Nah perkembangan ke sini harusnya bisa lebih turun lagi," pungkasnya.

Simak video 'Polda DIY Soroti Keterlibatan Senior-senior di Sekolah dalam Aksi Klithih':






(sip/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork