Pasutri di Kudus Blusukan-Bikin Video ODGJ Agar Bisa Ketemu Keluarga

Round-Up

Pasutri di Kudus Blusukan-Bikin Video ODGJ Agar Bisa Ketemu Keluarga

Dian Utoro Aji - detikNews
Senin, 29 Mar 2021 08:17 WIB
Pasutri di Kudus dedikasikan diri bantu ODGJ yang terlantar di jalan. Pasutri ini pun turut sebarkan video soal ODGJ agar dapat ditemukan pihak keluarganya.
Pasutri di Kudus keliling kota merawat ODGJ terlantar. (Foto: Dian Utoro Aji/Detikcom)
Kudus -

Pasangan suami istri (pasutri) di Kudus, Jateng mendedikasikan dirinya sebagai relawan untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar di jalanan. ODGJ dibersihkan hingga dibuat video dan diunggah ke akun Youtube dengan harapan diketahui keluarganya.

Pasutri itu adalah Sukaryo Adi Putra bersama istrinya Heni Mustikaningati warga Desa Singocandi Kecamatan Kota. Berbekal Pendidikan Psikologi keduanya menyusuri jalanan di Kudus, Jepara, Pati hingga Rembang untuk mencari ODGJ.

Saat beraksi keduanya mencari ODGJ yang terlantar di jalanan. Setelah ketemu ODGJ lalu dibersihkan, mulai dimandikan, diberi pakaian, dan diberi makan. Tidak kalah penting adalah menggali jati diri ODGJ yang ditemukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya saat beraksi memiliki peran masing-masing. Adi bertugas menenangkan, membersihkan, memberi makan, hingga memotong rambung. Sedangkan Heni biasanya merekam setiap saat membersihkan hingga mencari jati diri ODGJ yang ditemukan.

Pasutri itu pun berbekal pakaian, makanan, hingga perlengkapan mandi. Setelah ODGJ bersih lalu diberikan makan hingga digali identitas ODGJ dengan harapan setelah dimuat di akun 'Sinau Hurip' dapat dikenal keluarga.

ADVERTISEMENT

Adi mengatakan, sudah puluhan tahun berkecimpung berdekatan dengan ODGJ. Namun baru setahun belakangan ini turun langsung bersama istrinya blusukan mencari ODGJ yang terlantar di jalan.

"Akun 'Sinau Hurip' itu sudah ada sebelum ada konten ODGJ, saya biasa ngajar motivasi di sekolah-sekolah. Waktu itu saya membuat konten anak sekolah yang berprestasi. Itu dulu pernah membuat konten penghasilan anak SMA, itu Rp 7 juta," terang Adi.

"Terus juga buat konten difabel, nah waktu itu pengen turun ke jalan untuk mengurus ODGJ. Dulu tidak di-record (direkam), buat konten bulan Maret 2020, sejak pandemi itu. Nah pada saat pandemi ada sekolah libur, istri saya juga libur, karena kan dia juga mengelola panti terapi anak kebutuhan khusus. Sama-sama libur yuk turun ke jalan," sambungnya.

Berikutnya: awal mula terjun menyapa ODGJ

Dia mengatakan pertama kali turun bersama istrinya saat di kawasan Rumah Sakit Kristen (RSK) Tayu, Pati. Pada saat itu mereka sudah mencari ODGJ, hanya waktu itu baru dibersihkan dan dikasih makan.

"Pertama kali kita turun itu di RSK Tayu, ODGJ di sana. Kita ke Pati karena memang kita asli Pati. Waktu itu belum kita mandikan, awalnya belum dimandikan dan potong kuku. Hanya dibersihkan dan dikasih makan," jelas Adi dan istrinya yang berasal dari Pati itu.

Adi pun mengatakan saat menemukan ODGJ memiliki peran masing - masing. Mereka tidak jarang membagi tugas untuk memotong rambut, potong kuku, mengganti baju. Hal tersebut pun sesuai dengan jenis kelamin ODGJ yang ditemukan di jalan.

"Aktivitas saat ketemu ODGJ paling sering ini kita potong kuku, potong rambut, memandikan ganti baju, kasih pakaian, makan dan minum. Terus tantangannya adalah menggali jatidirinya. Siapa namanya, asalnya dari mana, keluarga. Disitu harapannya setelah diunggah di akun medsos kami diketahui keluarganya," ucap dia.

Banyak suka duka yang dialami selama setahun belakangan ini. Mulai dari menemukan ODGJ yang bisa diketemukan dengan keluarga hingga harus bertaruh nyawa karena ketemu ODGJ yang membawa senjata tajam.

"Contohnya Mbak Rohminarti itu 4-5 bulan rambutnya gimbal tidur di jalan. Wanita itu saat tidur kakinya di (taruh) aspal. Dan hari ini sudah pulang di rumah di Ponorogo, Jawa Timur, sudah mau salat, bersih - bersih rumah, mandi. Saya bersyukur banget. Tidak ada yang mustahil. Di situ berjalan sikoterapi, berjalan perobatan secara medis, harapan sembuh bisa," ungkap Adi.

"Lalu pernah, nyawa taruhan dan alhamdulillah sesuai dengan skenario kami. Itu di Serang Banten, ODGJ membawa 14 golok. Jadi dia tidur di bangunan makam, pas ke sana itu ada 15 parang. ODGJ ini tidur di sampingnya, mepet tembok ada parangnya. Dan alhamdulillah sesuai dengan skenario," lanjutnya.

Heni menambahkan selama ini dia berkeliling di wilayah, Kudus, Jepara, Pati dan Rembang. Namun juga setelah setahun ini sering mendapat informasi warga tentang keberadaan ODGJ di jalan.

"Seluruh Indonesia, selama kita menjangkau kita akan turun. Luar kota mengantar pulang sekalian turun ke jalan. Ada yang kasih tahu (informasi tentang keberadaan ODGJ), saya datang. Yang kasih tahu agar membantu," jelas Heni saat ditemui di lokasi.

Menurutnya sampai saat ini sudah ada 300 video konten diunggah di Sinau Hurip. Sampai ini sudah 51 ODGJ yang ditemukan dengan keluarga. Kedepan dia pun berharap memiliki panti rehabilitasi untuk ODGJ.

"Sampai saat ini ada 300 video. ODGJ yang ketemu keluarga sekitar 51 ODGJ," ucapnya.

"Sinau Hurip kelak suatu saat membangun panti rehabilitasi. Waktu dekat kita keinginan untuk rumah singgah. Paling tidak buat singgah sementara sebelum diantar ke keluarga dan ini belum bisa," harap dia.

Halaman 2 dari 2
(mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads