Pasangan suami istri (pasutri) di Kudus, Jawa Tengah, Sukaryo Adi Putra dan Heni Mustikaningati rela blusukan mencari orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar di jalan. Ternyata mereka sempat bertaruh nyawa karena ODGJ yang mereka temui membawa senjata tajam.
"Ini nyawa taruhan dan alhamdulillah sesuai dengan skenario kami. Itu di Serang, Banten, ODGJ membawa 15 golok. Jadi dia tidur di bangunan makam, pas ke sana itu ada 15 parang. ODGJ ini tidur di sampingnya, mepet tembok ada parangnya," kata Adi saat ditemui di sela blusukan mencari ODGJ di Juwana, Pati, Minggu (28/3/2021).
Beruntung, kala itu Adi blusukan bersama relawan lainnya mereka lalu mengatur strategi untuk mendekati ODGJ tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan sama relawan, saya atur strategi, saya keluarga ke rumah itu, Mbak Heni ambil senjata tajam. Saat saya sapa, ODGJ ini menyapa saya dan saya lega, kemudian saya ajak salaman, mendekat ke sana, salaman saya tarik ke keluar," terang Adi.
Adi pun lega ketika ODGJ itu bisa diajak berinteraksi. ODGJ pembawa sajam itu akhirnya bisa dimandikan dan diberi makan.
"Kemudian Mbak Heni ambil senjata tajam diamankan jauh-jauh. Kita ngobrol diajak makan. Alhamdulillah sesuai skenario," jelasnya.
Terlepas dari itu, Adi dan Heni juga terkesan ketika ODGJ yang mereka temui akhirnya bertemu keluarga mereka. Terlebih jika akhirnya ODGJ tersebut mau dimandikan dan dirawat.
"Contohnya Mbak Rohminarti itu 4 sampai 5 bulan rambutnya gimbal tidur di jalan. Wanita ini saat tidur kakinya ditaruh di aspal dan hari ini sudah pulang di rumah di Ponorogo, Jawa Timur. Sudah mau salat bersih-bersih rumah, mandi. Saya bersyukur banget, tidak ada yang mustahil. Di situ berjalan psikoterapi, berjalan pengobatan secara medis, harapan sembuh bisa," jelasnya.
Adi lalu mengenang salah seorang ODGJ yang masih muda dari Jepara. ODGJ itu akhirnya bisa bertemu dengan ibunya.
"Terus baru saja terkuras emosi, ODGJ di Jepara masih muda, cerita kayak orang Jepang (wajahnya mirip orang Jepang) saat dijemput keluarga. Di Kedung (Jepara), saya mandikan, nah pada saat ibunya datang, ibunya datang nangis meluk kaki anaknya. Itu saya kuat nangis," jelasnya.
Kemudian ada seorang ODGJ perempuan asal Tangerang yang hidup di Desa Puncel, Kecamatan Dukuseti, Pati. Rupanya ODGJ yang belakangan diketahui Santi itu telah pergi dari rumah selama 2 dekade.
"Ada ODGJ bernama Santi saya temukan di Puncel Dukuhseti, Pati, terus saya antar ke Tangerang. Dia hilang 20 tahun sudah dianggap meninggal dan pulang ke keluarganya. Lha itu malam saya cari, saya mandikan di sana. Tak titipkan orang, pagi kita berangkat kita antarkan keluarga di Tangerang," terang Adi.
Kata pasutri ini soal mayoritas penyebab orang menjadi ODGJ...
Tonton juga Video: Viral Anggota DPR Dedi Mulyadi Ditampar ODGJ
Adi dan Heni pun senang bisa membantu para ODGJ itu bertemu dengan keluarganya. Heni menambahkan mayoritas penyebab seseorang menjadi ODGJ karena mengalami kekecewaan dalam cinta.
"Bisa mengungkap setelah diantar pulang. Dominan kekecewaan cinta, mereka punya ada sebuah keinginan harapan, tidak sama dengan harapan, tidak bisa menetralkan keinginannya itu," ujar Heni yang punya latar belakang psikolog ini.
Lewat akun YouTube Sinau Hurip, pasutri Adi dan Heni ini telah mempertemukan 51 ODGJ dengan keluarganya. Mereka berharap bisa membangun rumah singgah bagi ODGJ.
"Sinau Hurip kelak harapan suatu saat membangun panti rehabilitasi. Waktu dekat kita keinginan untuk rumah singgah. Paling tidak buat singgah sementara sebelum diantar ke keluarga dan ini belum bisa," harap dia.