Miris! Pria Ini Terekam Kamera Suruh Anaknya Pukuli Bocah di Banyumas

Miris! Pria Ini Terekam Kamera Suruh Anaknya Pukuli Bocah di Banyumas

Arbi Anugrah - detikNews
Jumat, 26 Feb 2021 17:36 WIB
Poster
Ilustrasi penganiayaan anak (Foto: edit Wahyono)
Banyumas -

Video rekaman CCTV seorang bapak memarahi dan memukul seorang bocah berusia 10 tahun beredar di media sosial. Keluarga korban menyebut kasus itu bermula gara-gara perkelahian antarbocah saat bermain petak umpet.

"Kronologinya yang jelas di situ banyak orang di pinggir jalan, saksinya banyak, ponakan saya kan berinisial E. Bapak perangkat desanya berinisial M, anaknya juga M, itu kan biasa anak kecil lagi main petak umpet, yang M ini tidak diajak sama E, intinya perkelahian anak kecil biasa," kata tante korban, Dilla saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (26/2/2021)

Peristiwa itu terjadi pada Senin (22/2) lalu. Kala itu kedua bocah itu sempat saling berkelahi. Namun, bapak bocah itu justru tak terima dan memukul keponakan Dilla.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"M itu marah-marah, berawal (bocah) M itu mukul pakai batu. Terus mungkin yang dilihat sama bapak itu E itu membela diri membalas memukul ulang, sekali, langsung lah dipukul berkali-kali, ada videonya di situ tertangkap, ponakan saya yang dipukul berkali kali," ujar Dilla.

Dia menyebut saat itu keponakannya sempat berlari dan kebetulan bapak bocah itu sedang lewat dan melihat anaknya menangis. Dilla menyayangkan bukannya melerai bapak itu justru memukul keponakannya.

ADVERTISEMENT

"Lari kan ponakan saya, bapaknya kebetulan lagi pulang kerja, itu kan jam 11-an mau zuhur, dipepet langsung lihat sendiri kan di video tidak diedit-edit, ya seperti itu. Yang sangat disayangkan ponakan saya sudah ketakutan minta maaf sampai nangis-nangis, kok malah langsung dipukulin lagi, malah menyuruh anaknya untuk memukuli kan, turun dari motor turun pukuli, pukuli lagi, gitu," ucapnya.

Usai peristiwa itu, kata Dilla, keponakannya terus menangis. Keponakannya itu bahkan tidak berani pulang ke rumah.

"Ponakan saya sampai tidak mau cerita, anaknya sampai gemetaran, dia setelah kejadian nangis terus di warung itu, tidak mau pulang. Pulang pun tidak mau cerita apa-apa," ungkapnya.

Dilla mengaku baru tahu peristiwa itu setelah video rekaman CCTV pemukulan itu beredar. Sebab keponakannya tidak bercerita sama sekali soal peristiwa tersebut.

"Saya tahu hanya sebatas status WA teman saya. Tapi kan saya juga tidak lihat langsung, pokoknya ada warga yang lapor lah, lalu saya langsung ke rumah pemilik CCTV, tapi itu setelah dua hari berlalu. Awalnya tidak ada yang tahu (video itu) keluarga juga tidak ada yang tahu sama sekali. Itu hanya lewat video wa saja FB pribadi saja," ucapnya.

"Jadi kejadiannya sudah beberapa hari lalu, saya posting kan sudah dua hari setelah kejadian, karena memang anaknya tidak ngomong, ke orang tua tidak tahu kalau sudah diperlakukan seperti itu," jelas Dilla.

Dilla menyebut sebelum dirinya mendatangi pemilik CCTV tersebut, rupanya bapak yang memukul keponakannya sudah terlebih dulu datang. Dari keterangan pemilik CCTV yang juga pemilik warung, bapak itu minta video CCTV itu dihapus dan sudah disanggupi oleh anak pemilik warung yang menghapus video itu dari akun media sosialnya.

"Tapi yang disayangkan itu bukan meminta maaf dulu kepada pihak korban malah pelaku ke rumah pemilik CCTV tersebut untuk diminta dihapus videonya. Kebetulan pemilik CCTV pendatang, dia orang Jakarta, akhirnya di-take down lah videonya di Facebooknya. Tapi untuk dokumen aslinya alhamdulillah tidak dihapus," ujarnya.

Dilla pun mengaku mengunggah video itu di akun Facebook pribadinya agar pelaku jera. Sehingga diharapkan pelaku tidak mengulangi perbuatannya.

"Hanya sebatas sanksi sosial aja sih, sudah minta maaf, tapi minta maafnya kayak gitu, ya inginnya minta maaf secara tulus lah," sesal Dilla.

Saat ini, Dilla mengatakan jika kondisi keponakannya sudah membaik.

"Alhamdulillah sekarang sudah membaik, sudah diberikan banyak support-kan oleh keluarga, jadi tahu dia kalau ada yang melindungi, soalnya itu masalah kecil anak kecil, cuma ditambah orang dewasa dicaci maki depan umum jadi kayak trauma tapi tidak yang berat banget tidak, Alhamdulillahnya," tuturnya.

Diwawancara terpisah, Kapolsek Wangon, AKP Suprijadi membenarkan peristiwa itu terjadi di wilayahnya. Dia menyebut masalah ini dimediasi oleh aparat pemerintah desa.

"Saya sudah telepon Kades Wangon bahwa terkait masalah itu akan di mediasi di desa. Kami tetap memonitor perkembangan melalui Bhabinkamtibmas yang akan ikut mendampingi mediasi," kata Suprijadi saat dimintai konfirmasi siang ini.

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads