Pemkab Klaten Selidiki Temuan Bangkai Babi di Sungai, Ini Hasilnya

Pemkab Klaten Selidiki Temuan Bangkai Babi di Sungai, Ini Hasilnya

Achmad Syauqi - detikNews
Jumat, 01 Jan 2021 17:39 WIB
Penemuan bangkai babi di Sungai Tibayan Kecamatan Jatinom, Klaten, Selasa (29/12/2020).
Penemuan bangkai babi di Sungai Tibayan Kecamatan Jatinom, Klaten, Selasa (29/12/2020). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Pemkab Klaten, Jawa Tengah menyelidiki kasus temuan bangkai-bangkai babi di sungai. Hasilnya, Pemkab Klaten menemukan ada kasus kematian pada ternak babi di Kecamatan Jogonalan.

"Terjadinya kematian ternak babi di daerah Jogonalan beberapa waktu lalu telah dilakukan investigasi pada pertengahan Bulan November. Investigasi dilakukan oleh Dinas bersama Balai Besar Veteriner, " ungkap Kepala DPKPP Pemkab Klaten, Widiyanti saat dihubungi detikcom, Jumat (1/1/2021).

Menurut Widiyanti dari hasil penyelidikan itu diketahui babi-babi di peternakan tersebut mati karena virus African Swine Fever (ASF).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan hasilnya baru seminggu yang lalu kita terima. Bahwa penyebab kematiannya adalah positif ASF," jelas Widiyanti.

Widiyanti menjelaskan, belum ada obat untuk virus tersebut sampai saat ini. Untuk mencegah kematian, kata Widiyanti, seharusnya dilakukan bio security yang ketat.

ADVERTISEMENT

"Hanya dengan bio security. Bisa dengan disinfektasi, keluar masuk orang di kandang harus ketat atau tidak membeli ternak babi dari daerah wabah," papar Widiyanti.

Kejadian di Jogonalan itu, lanjut Widiyanti disebabkan ada peternak yang membeli hewan dari daerah wabah. Ternak yang mati dikuburkan dan tidak dibuang.

"Jadi ternak yang mati di peternak dikubur tidak dibuang. Prediksi kami yang kejadian pembuangan ternak babi di sungai beberapa hari ini dari pedagang luar bukan peternak karena teman-teman sudah menelusuri ke peternak," sambung Widiyanti.

Lalu, dari mana asal bangkai babi yang ditemukan di Sungai Tibayan dan Sungai Lunyu?

Untuk antisipasi kematian akibat ASF, terang Widiyanti, dinas telah melakukan komunikasi, informasi dan edukasi ke peternak di Jogonalan. Sedangkan bangkai-bangkai babi yang ditemukan di Sungai Tibayan dan Sungai Lunyu diperkirakan berasa dari luar Klaten.

"Iya, prediksi kami yang di sungai itu dari luar dan kami tidak bisa tangkap tangan karena tidak punya bukti. Kami sudah konfirmasi ke peternak di Klaten dan yang mati pada dikubur," tutur Widiyanti.

Dari penyelidikan, ujar Widiyanti, tidak ada bangkai babi yang dibuang peternak Klaten. Buktinya saat kematian itu terjadi Bulan November tidak ada satu pun temuan bangkai di sungai karena semua dikubur oleh peternak.

"Pas bulan November di Jogonalan memang banyak babi yang mati tapi juga tidak ada berita bangkai di sungai. Sebab semua dikubur tidak dibuang," pungkas Widiyanti.

Sebelumnya diberitakan, bangkai babi kembali ditemukan di aliran sungai di Klaten. Setelah awalnya tiga ekor ditemukan di Sungai Tibayan, Kecamatan Jatinom, dua ekor bangkai babi kembali ditemukan di aliran Sungai Lunyu, Kalurahan Kabupaten, Kecamatan Klaten Tengah.

Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (31/12) pukul 08.00 WIB, dua bangkai babi itu sudah terbawa arus sampai di pasar Ngepos, Kalurahan Kabupaten. Sedangkan satu bangkai berukuran besar tersangkut di belakang pasar.

"Ditemukan tadi pagi saat saya melihat ke sungai. Ada dua ekor babi dewasa tapi satu kayaknya tinggal kepalanya," kataKetua Komunitas Kali Lunyu, Doni Wahyono, kepada detikcom di lokasi, Kamis (31/12).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads