Video yang memperlihatkan kerumunan di area angkringan kopi jos dekat Stasiun Tugu Yogyakarta pada Sabtu (19/9) viral di media sosial. Tampak dalam video itu pembeli lesehan menikmati sajian angkringan tanpa protokol kesehatan.
Satpol PP Kota Yogyakarta memberi ultimatum akan menutup angkringan itu jika tetap tak menerapkan protokol kesehatan.
Video itu diunggah akun Twitter @DosenGarisLucu pada Minggu (20/9) malam. Dengan durasi 14 detik, video itu diberi keterangan sebagai berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yogyakarta, protokol kesehatan sudah diabaikan. Saatnya tarik rem darurat di kota pendidikan."
Beberapa respons netizen di antaranya @BuruhYogyakarta yang mencuit, "Jangan cuma nyalahin wisatawan, toh gak bisa diitung juga itu berapa banyak yg wisatawan, berapa yg lokal. Lha Pemda & Gubernur aja gak serius nanganin, malah hobi buat pernyataan ngawur di media, sementara buzzeRp Pemda DIY juga ngiklan wisata & romantisasi terus."
Selain itu, ada akun @genturtama yang mencuit, "Memprihatinkan. Jangan sampai Jogja jadi zona merah kayak Surabaya atau Semarang.
Di sisi lain, jumlah tes di Jogja tergolong rendah dibanding kota-kota besar lain. Ini jadi makin bikin khawatir, jangan-jangan udah banyak OTG berkeliaran menyebarkan virus kesana-kemari di Jogja."
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Satpol PP Kota Yogyakarta, Agus Winarto, mengungkap video itu merupakan suasana di dekat Stasiun Tugu pada Sabtu (19/9) malam.
"Jadi benar, dua malam yang lalu, Sabtu (19/9) malam. Jadi setelah selesai (operasi) di (Tugu Pal Putih) Tugu kita ke selatan (Malioboro) dan terjadi kerumunan yang luar biasa," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (21/9/2020).
"Saat itu sepertinya ada ratusan orang di sana (kopi jos) dan sudah kita beri tahu," lanjutnya.
Agus mengungkap belum ada sanksi yang diberikan pada Sabtu lalu. Namun pemilik angkringan di area itu akan dipanggil terkait kondisi tersebut.
"Kalau lagi (kejadian lagi) dan tidak mau menerapkan protokol akan saya tutup itu. Yang jelas nanti pemiliknya kita panggil, kalau nggak Selasa ya hari Rabu," kata Agus.
Diwawancara terpisah, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan petugas masih menemui banyak orang yang tak menaati protokol kesehatan selama operasi yustisi di Kota Yogyakarta. Operasi itu telah berlangsung selama beberapa hari.
"Bahkan Sabtu malam lalu terjaring 83 pelanggar, 80 kena sanksi sosial, 3 kena denda. Kemudian Minggu malam ada 106 pelanggar," katanya.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, ada opsi yang akan dipertimbangkan yakni pembatasan jumlah pengunjung di suatu tempat.
"Pembatasan lebih ke jumlah (pengunjung) di suatu tempat, nanti aturannya bisa saja misalnya hanya boleh take away, karena bisa kurangi kerumunan," katanya.
Jika masih ada yang tidak mematuhinya, Aji menyebut Pemda DIY tidak segan-segan memberikan sanksi bagi para pelaku usaha. Sanksi itu mulai dari teguran hingga penutupan tempat usaha.
"Saya kira kesadaran itu yang harus muncul, bukan untuk kepentingan pemerintah tapi itu untuk kepentingan mereka sendiri, kita sudah minta kesadaran mereka. Apalagi kalau kita lihat angka 74, 70 (kasus) ini kapan kita mau selesai ini, apa perlu kita ada jam malam, apa kita harus melarang orang keluar rumah? Itu kan juga nanti jadi kehidupan perekonomian masyarakat terganggu. Jadi saya kira kembali ke kesadaran masyarakat," imbuh Aji.