Fakta Lengkap Pembunuhan Sadis 4 Orang Sekeluarga di Sukoharjo

Round-Up

Fakta Lengkap Pembunuhan Sadis 4 Orang Sekeluarga di Sukoharjo

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 28 Agu 2020 08:57 WIB
Polisi menggelar rekonstruksi pembunuhan empat orang sekeluarga di Sukoharjo. Rekonstruksi menggambarkan mulai dari kedatangan pelaku hingga pembuhunan empat orang sekeluarga.
Rekonstruksi Pembunuhan Sekeluarga di Sukoharjo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto)
Bersihkan diri di TKP

Tak langsung meninggalkan lokasi, Henry terlebih dahulu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Bahkan pelaku sempat mengambil minuman di dalam kulkas korban.

"Setelah melakukan tindak pembunuhan, pelaku sempat membersihkan diri di kamar mandi," kata Kapolres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa saat kemudian, pelaku masuk ke kamar korban untuk mencari BPKB kendaraan. Selain itu, pelaku juga mencari dompet korban untuk diambil KTP-nya. KTP diambil agar pelaku lebih mudah menjual kendaraan tersebut.

Saat di garasi, Henry melihat ada sepeda motor korban. Dia lalu menaiki motor Honda Mega Pro itu untuk membuang sejumlah barang bukti, seperti baju, dompet, kunci rumah dan pisau ke sungai.

ADVERTISEMENT

"Pelaku pergi membawa satu kendaraan roda dua, dititipkan di suatu tempat. Kemudian dia kembali ke rumah naik ojek online. Lalu korban mengambil mobil Avanza," kata Bambang.

Pada pagi harinya, Henry menjual mobil tersebut kepada seseorang dengan nilai Rp 82 juta. Uang tersebut digunakan untuk membayar utangnya yang sudah jatuh tempo pada hari itu, yakni sekitar Rp 60 juta.

Pelaku tidak menyesal

Jenazah baru ditemukan warga pada Jumat (21/8) malam karena tercium bau yang menyengat dari rumah korban. Polisi dapat menangkap Henry di rumahnya pada Sabtu (22/8) pukul 04.00 WIB.

Dalam proses penangkapan, Henry disebut melawan dan tidak kooperatif. Polisi pun terpaksa menembak kedua betis pelaku.

"Dia melawan, tidak kooperatif," kata Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Nanung Nugroho.

Selama proses penyidikan, kata Nanung, tidak tampak penyesalan dari Henry. Meskipun yang dia bunuh adalah sahabat karibnya.

"Tidak ada rasa bersalah. Biasa aja. Biasanya saya nangkap orang itu menyesal. Tapi ini nggak," kata Nanung.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads