Sugeng Kusharyanto (54), ayah dari Henry Jovinski (25) staf KPU Yahukimo yang meninggal karena dibunuh orang tak dikenal (OTK), meminta polisi agar mengusut tuntas kasus kematian putranya. Sugeng ingin agar pelaku mendapatkan hukuman setimpal.
"Saya minta diusut tuntas siapapun pelakunya mohon diusut. Tangkap kalau dia terbukti (bersalah). Kasih hukuman setimpal," kata Sugeng saat ditemui wartawan di rumah duka Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Sleman, Rabu (12/8/2020).
Ia pun mempertanyakan kenapa anaknya yang justru diserang oleh OTK. Padahal, Henry bukanlah penentu kemenangan dalam Pilkada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak saya bukan penentu pemenang pilkada atau penentu caleg di sana. Dia hanya orang IT (kerja) di belakang layar. Makanya saya bertanya-tanya kenapa anak saya," ucapnya.
Henry merupakan lulusan ITT Telkom Purwokerto jurusan rekayasa perangkat lunak. Setelah lulus, Henry kemudian bekerja dan mendaftar sebagai PNS dan diterima untuk kemudian ditempatkan di Papua.
"Bertugas di KPUD Yahukimo penempatannya sejak 2019 sesudah Pilpres dia berangkat. Bulan Juni jadi ASN," bebernya.
"Penempatan penugasan di Yahukimo tapi lebih banyak membantu di KPU Provinsi Papua. Jado kemarin itu kebetulan ada sosialisasi pilkada di sana (Yahukimo) dan Henry berangkat dengan pimpinannya," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw membenarkan telah terjadi pembunuhan terhadap staf KPU Yahukimo. Pembunuhan staf KPU Yahukimo diduga dilakukan orang tak dikenal.