Keluarga Henry Jovinski (25) tidak pernah menyangka, kepergian Henry untuk bekerja sebagai staf KPU di Kabupaten Yahukimo, Papua meninggalkan duka. Kabar tewasnya Hendry membuat kaget anggota keluarga.
"Baru hari ini tadi sore kabarnya. Tidak menyangka, kaget banget," kata adik kandung korban, Helga Mauli Jovinska (17) kepada wartawan di rumah duka di Desa Kedung Malang, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Selasa (11/8/2020).
Dia mengatakan hampir dua hari terakhir Henry tidak memberikan kabar melalui telepon. Padahal biasanya, Henry selalu berkomunikasi setiap harinya dengan keluarga di Banyumas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir telepon dua hari yang lalu, soalnya susah sinyal di sana. Biasanya ngabari, kalau ada sinyal biasanya telepon. Tidak menyangka soalnya (anaknya) pendiam," jelas Helga.
Helga dan Henry merupakan dua bersaudara. Helga mengatakan, Henry sudah setahun bekerja sebagai staf KPU di Papua. "Setahun di Papua dari 2019," ujarnya.
Hendry merupakan lulusan ITT Telkom Purwokerto jurusan rekayasa perangkat lunak. Setelah lulus, Henry kemudian bekerja dan mendaftar sebagai PNS.
"Lulus 2018, habis itu langsung nyoba kerja, terus langsung ke PNS, diterimanya langsung ke sana (Papua) karena (ikut) PNS yang nasional," ucapnya.
Hingga meninggal, Henry masih membujang. "(Pacar) belum sama sekali, kakakku mau fokus karir dulu," jelasnya.
Rencananya, jenazah Henry akan dimakamkan di Sleman, Yogyakarta. Saat ini anggota KPU Yogyakarta tengah meminta persetujuan dari keluarganya di Yogyakarta.
"Soalnya keluarga di sana semuanya. KPU Yogya sedang ke rumah keluarga besar di Yogya. Jadi ini sedang minta persetujuan (dimakamkan) di Sleman," tutupnya.
(mbr/mbr)