Gerakan menertawakan Pilkada Solo lewat dukungan kepada kotak kosong melawan Gibran Rakabuming Raka mulai muncul. Penggagasnya disebut mulai dari tokoh kampus, pemerhati kota, seniman hingga budayawan.
Salah satunya ialah aktivis budaya Zen Zulkarnaen. Menurutnya, saat ini gerakan masih bersifat spontan dan kebanyakan bergerak di media sosial.
"Penggeraknya dari kaum intelektual kota, kampus, seniman, budayawan, yang jelas tidak terikat dengan partai politik dan calon tertentu. Saat ini masih belum masif, hanya lewat media sosial dan diskusi informal saja," kata Zenzul, sapaannya saat ditemukan di kawasan Banjarsari, Solo, Jumat (7/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zenzul pun menganggap masih ada kemungkinan jika Gibran bakal memiliki lawan, entah dari partai politik maupun calon independen. Namun jika benar kotak kosong, dia berharap gerakan tersebut dapat segera bergerak lebih masif.
"Sebelum tanggal 6 September kita belum tahu apakah benar-benar kotak kosong. Tapi dengan dimulai dari sekarang, nanti otomatis gerakan akan lebih cepat jika benar kotak kosong," ujarnya.
Zenzul mengatakan bentuk gerakan pun cenderung bersifat humor. Seperti Zenzul, dia kerap membuat status Facebook bernada satire dengan mengkritik sistem demokrasi yang elitis.
"Sekarang ya lewat status, lalu saling berbalas komentar dengan kawan. Lalu ada lewat meme, karikatur. Cenderung lucu-lucuan saja, agar tidak panas," ujar dia.
Zenzul juga menegaskan tidak masalah terhadap sosok Gibran. Dia mengaku sejak lama mengkritik persoalan politik dinasti di daerah lain, seperti Klaten maupun Banten.
"Saya lebih mengkritik sistemnya. Kalau Gibran, bahkan saya pernah beri dia tempat untuk berbicara di depan seniman budayawan," katanya.