Penggerak Kotak Kosong vs Gibran: Dari Aktivis Kampus hingga Seniman

Pilkada Solo

Penggerak Kotak Kosong vs Gibran: Dari Aktivis Kampus hingga Seniman

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Jumat, 07 Agu 2020 17:12 WIB
Penyelenggaraan Pemilu 2019 makin dekat. KPU mulai mengerahkan pekerjanya untuk merakit kotak suara di berbagai daerah, termasuk Depok.
Ilustrasi Pilkada. Foto: Kotak suara Pemilu (Grandyos Zafna)
Solo -

Gerakan menertawakan Pilkada Solo lewat dukungan kepada kotak kosong melawan Gibran Rakabuming Raka mulai muncul. Penggagasnya disebut mulai dari tokoh kampus, pemerhati kota, seniman hingga budayawan.

Salah satunya ialah aktivis budaya Zen Zulkarnaen. Menurutnya, saat ini gerakan masih bersifat spontan dan kebanyakan bergerak di media sosial.

"Penggeraknya dari kaum intelektual kota, kampus, seniman, budayawan, yang jelas tidak terikat dengan partai politik dan calon tertentu. Saat ini masih belum masif, hanya lewat media sosial dan diskusi informal saja," kata Zenzul, sapaannya saat ditemukan di kawasan Banjarsari, Solo, Jumat (7/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zenzul pun menganggap masih ada kemungkinan jika Gibran bakal memiliki lawan, entah dari partai politik maupun calon independen. Namun jika benar kotak kosong, dia berharap gerakan tersebut dapat segera bergerak lebih masif.

"Sebelum tanggal 6 September kita belum tahu apakah benar-benar kotak kosong. Tapi dengan dimulai dari sekarang, nanti otomatis gerakan akan lebih cepat jika benar kotak kosong," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Zenzul mengatakan bentuk gerakan pun cenderung bersifat humor. Seperti Zenzul, dia kerap membuat status Facebook bernada satire dengan mengkritik sistem demokrasi yang elitis.

"Sekarang ya lewat status, lalu saling berbalas komentar dengan kawan. Lalu ada lewat meme, karikatur. Cenderung lucu-lucuan saja, agar tidak panas," ujar dia.

Zenzul juga menegaskan tidak masalah terhadap sosok Gibran. Dia mengaku sejak lama mengkritik persoalan politik dinasti di daerah lain, seperti Klaten maupun Banten.

"Saya lebih mengkritik sistemnya. Kalau Gibran, bahkan saya pernah beri dia tempat untuk berbicara di depan seniman budayawan," katanya.

Menurut Zenzul, perlawanan tersebut dinilai mewakili barisan masyarakat yang tidak berani melawan. Dia berharap melalui banyaknya suara dalam kotak kosong akan mampu menjatuhkan legitimasi dominasi kekuatan elite.

"Kota Solo ini kan sejarahnya kompleks, tidak mungkin tiba-tiba bisa diseragamkan jadi satu. Ini harus disuarakan, karena kalau diam-diam lama-lama akan bahaya, dan kita yakin kotak kosong tidak akan menang," kata Zenzul.

"Tapi paling tidak, adanya suara di kotak kosong menjadi koreksi bagi mereka, bahwa tidak semuanya sepaham. Tapi kalau memang hasilnya 100 persen mendukung calon, ya berarti silakan saja nanti setelah Gibran mungkin anaknya, cucunya, dan seterusnya," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads