Cerita Ibu dari Balita Positif Corona yang Akhirnya Sembuh di Yogya

Cerita Ibu dari Balita Positif Corona yang Akhirnya Sembuh di Yogya

Pradito Rida Pertana - detikNews
Sabtu, 21 Mar 2020 17:35 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi Corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Yogyakarta -

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta sempat merawat seorang pasien berumur 3 tahun yang positif terjangkit virus Corona (COVID-19). Setelah menjalani perawatan secara intensif, akhirnya pasien tersebut dinyatakan sembuh dan boleh pulang Jumat (20/3) kemarin.

Melalui video call dengan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ibu dari pasien tersebut menceritakan awal mula bagaimana anaknya terjangkit virus Corona. Seperti apa kisahnya?

Sang ibu pasien menjelaskan, semula ia dan kerabatnya melakukan perjalanan ke Depok, Jawa Barat pada tanggal 27 Februari 2020. Saat itu ia dan kerabatnya berangkat dari Yogyakarta menggunakan kereta api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berangkatnya naik kereta api malam. Sampai Depok jam 10 (pagi)," ucapnya melalui video yang dibagikan oleh Pemda DIY, Sabtu (21/3/2020).

Selama di Depok, dia beserta keluarganya sempat bepergian ke dua lokasi. Selanjutnya, pada tanggal 3 Maret dia dan keluarganya pulang ke Yogyakarta.

ADVERTISEMENT

"Habis itu pulang Senin dini hari dan sampai Yogyakarta jam setengah 4 sore," ucapnya.

Sesampainya di Yogyakarta, sang ibu lantas memutuskan untuk istirahat selama dua hari dan baru beraktivitas hari Kamis (5/3). Di hari yang sama, anaknya juga baru mulai beraktivitas ke sekolah.

"(Hari) Kamis (anaknya umur 3 tahun) baru sekolah, terus kemudian pulang sekolah gak papa, pas saya jemput gak papa, tidak ada gejala demam," ucapnya.

"Terus hari Sabtunya (7/3) anak tidak mau tidur siang dan malamnya tidurnya malam sekali. Dan Minggu (8/3) subuh saya ngecek kok badannya panas sekali, saya cek pakai termometer suhunya hampir 40 (derajat celsius)," lanjut wanita yang dalam video memakai kacamata dan masker ini.

12 Juta Masker Bedah dan 81 Ribu Masker N95 Disiapkan Pemerintah:

Dia pun menaruh curiga terhadap kondisi anaknya tersebut. Pasalnya, jika mengalami demam suhu maksimal anaknya hanya 38 derajat celsius. Karena itu sang ibu memberi obat penurun panas kepada anaknya.

"Tapi setiap diminumin paracetamol kok hanya turun sedikit (suhu tubuhnya), hanya 39 (derajat). Terus Minggu dini hari saya bawa ke IGD salah satu RS swasta di Kota Yogyakarta," katanya.

Setelah pemeriksaan di IGD, dokter menyatakan jika anaknya hanya mengalami demam. Selanjutnya dokter memberi obat penurun panas dan batuk, karena sang ibu menyebut anaknya mengalami batuk sebelum berangkat dari Depok.

"Setelah itu ya sudah dikasih obat itu saya pulang. Tapi paginya tetap tidak turun suhunya, karena khawatir saya bawa ke poli anak. Sebenarnya sudah disuruh opname saat itu," katanya.

"(Dokter menganjurkan) harus opname karena (sang anak) tidak mau makan minum dan dehidrasi. Terus saya bilang kalau mungkin kecapekan habis perjalanan dari Depok dan Jakarta," imbuh sang ibu.

Mendengar penjelasannya, sang dokter langsung kaget dan menganjurkan sang anak untuk segera masuk IGD, diperiksa, dicek darah, rontgen paru dan diinfus.

Karena mengarah ke gejala Corona dan memiliki riwayat dari Depok, pihak rumah sakit merujuk pasien anak ke RSUP Dr Sardjito. Selanjutnya, dengan menggunakan mobil ambulans dia dan anaknya diantar ke rumah sakit tersebut.

"Naik (mobil) ambulans ke Sardjito, sampai IGD hanya berhenti tidak turun dan dituntun ke ruang isolasinya. Sampai situ (ruang isolasi) ditanya susternya, 'kok bisa seperti ini, bagaimana ceritanya'. Terus susternya bawain makan, suruh makan dulu dan tidak lama dokter datang, ada dua dokter beda datang dan memeriksa," ucapnya.

Dokter lalu memeriksa kondisi paru-paru sang anak. Sedangkan malam harinya, dokter THT melakukan tes swab kepada anaknya.

"Jadi dua kali, Senin (9/3) malam sama Selasa (10/3) pagi," katanya.

Selanjutnya, anak laki-lakinya itu diisolasi sembari menunggu hasil uji laboratorium. Dia pun mendengar kabar hari Kamis (12/3) hasil laboratorium telah keluar, namun pihak rumah sakit tak kunjung memberitahu.

"Ternyata hari Kamis hasil keluar, tapi kita belum dikasih tahu hasilnya seperti apa. Tapi di medsos sudah ramai dan kita tidak dikasih tahu. Lalu saya sama suami disuruh diisolasi di ruang yang sama," katanya.

Selama menjalani isolasi tersebut, kondisi sang anak sempat lemas dan tak henti-hentinya batuk. Namun hari kedua isolasi kondisi anaknya sempat membaik sebentar.

"Hari pertama itu, anak masih lemas dan batuknya itu tidak berhenti, hanya berhenti saat dia tidur. Karena itu banyak tidur hari pertama, mungkin capek batuk lalu tidur," ucapnya.

"Terus saat diambil tindakan anak saya selalu takut karena (petugas medis) pakai baju putih seperti itu (hazmat), dia sampai ketakutan. Hari kedua sebenarnya panas sudah turun tapi naik lagi panasnya," lanjutnya.

Setelah menjalani perawatan dan uji laboratorium dua kali, pasien tersebut dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari RSUP Sardjito pada Kamis (19/3) sore. Menurutnya, saat ini kondisi anaknya semakin membaik.

"Alhamdulillah ini habis makan, terus habis minum obat dan lagi mainan sekarang. Sudah aktivitas biasa, makan juga awalnya susah saat ini mau makan," ucapnya.

Dia berpesan, kepada semua orang yang sedang mengalami musibah sepertinya agar selalu berdoa. Selain itu, dia meminta agar masyarakat menjaga imunitas tubuh dengan mengonsumsi vitamin, makan makanan yang bergizi hingga minum air putih yang cukup.

"Kalau imbauan dari dokter pokoknya yang pasti jangan kemana-mana dulu, di rumah dulu selama dua minggu dan makan makanan bergizi, lalu buah-buahan juga. Untuk orang tuanya disuruh konsumsi vitamin C, sama jahe juga itu penting, kalau minum jahe anget-anget," sambungnya.

Dia juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada RSUP Sardjito yang sudah merawat anaknya hingga sembuh. Namun, terlepas dari hal tersebut, dia berharap ke depannya hasil uji laboratorium lebih cepat keluar.

"Mungkin untuk hasilnya itu kalau bisa hasilnya lebih cepat keluar ya. Kemarin pengalaman kan 3-4 hari, itu membuat kita gelisah karena tidak tahu hasilnya. Jadi kalau bisa hasilnya secepat mungkin biar kita lebih tenang," katanya.

"Tapi yang jelas terima kasih untuk suster-suster di RSUP Sardjito dan dokter-dokternya, karena sudah melayani dan merawat kami sepenuh hati," ujar sang ibu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads