Pemkot Bandung Klaim Lewat Kang Pisman Sampah yang Dibuang ke TPA Berkurang

Wisma Putra - detikNews
Minggu, 26 Sep 2021 10:24 WIB
Foto: Program Kang Pisman di Kota Bandung (Wisma Putra/detikcom).
Bandung -

Pemerintah Kota Bandung mengakui masih ada kekurangan dalam pelaksanaan program Kang Pisman. Meski begitu progresnya diklaim cukup baik hingga mampu mengurangi jumlah timbulan sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Sarimukti.

"Sekitar 1.500-1.600 ton per hari (produksi sampah). Sekitar 398 ton perhari (terserap Program Kang Pisman), sisanya 1.200 ya (dibuang ke TPA)," ucap
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudi Prayudi belum lama ini.

Dudi mengungkapkan, DLHK sudah membuat kawasan bebas sampah (KBS) berbasis RW di puluhan kelurahan. "Jumlah KBS 180 RW di 94 kelurahan, yang jadi model ada di dua kelurahan di Cihaurgeulis dan Sukamiskin. Disitu sudah dilakukan pemilahan sampah hingga pengolahan sampah di tempat tersebut sehingga bisa mengurangi sampah yang dikirim ke TPA," ungkapnya.

Selain itu, untuk sampah anorganiknya dapat dijual kembali ke industri. "Tinggal residunya saja, kalau residu mungkin 5-10 persen residu," tambahnya.

Yudi mengakui program ini masih memilki kekurangan dan harus terus disosialisasikan kepada masyarakat. Pasalnya, kata dia, masih ada masyarakat yang belum paham dengan program ini.

"Salah satu kendala bagaimana kita menyadarkan masyarakat untuk memilah sampah, perlu upaya terus menerus tanpa menyerah, seperti kalau kita diingatkan terus Insya Allah jadi habit kemudian diingatkan kembali dan jadi budaya dalam penanganan sampah," jelasnya.

Dudi menyebut, program ini perlu dukungan dari masyarakat. Salah satunya dalam memilah sampah organik, anorganik dan residu sebelum diangkut petugas kebersihan.

"Intinya adalah ketika sudah dipilah bagi kami mudah mengolahnya seperti yang organik bisa diolah untuk kompos atau magot. Kalau anorganik bisa dijual ke industri yang menerima sampah anorganik, utamanya sih pemilahan," sebutnya.

Dudi juga mengatakan pihaknya juga memiliki keterbatasan dalam sosialisasi di tengah pandemi COVID-19 ini. Pasalnya, sosialisasi program Kang Pisman harus dilakukan secara langsung dan tatap muka kepada masyarakat.

"Kalau kesulitan kemarin saja ketika pandemi kan tidak boleh ada kerumunan, lewat daring ya, memang sangat kesulitan sosialisasi sampah dengan cara daring karena butuh interaksi secara langsung dan intens, mudah-mudahan dengan pandemi ini melandai dan menuju normal bisa dilakukan sosialisasi lagi kembali ke masyarakat," ucapnya.

Yudi mengatakan, DLHK Kota Bandung akan terus berupaya memperluas KBS di 30 kecamatan di Kota Bandung. Seperti diketahui, notabene KBS di Kota Bandung masih berbasis RW dan akan ditingkatkan lagi menjadi berbasis kelurahan.

"Kami akan memperluas kawasan bebas sampah itu ya. Kita akan coba peluas ke kelurahan-kelurahan, karena kan sekarang basisnya masih RW, akan kita kembangkan ke arah lebih luas lagi, bisa jadi ada kelurahan bebas sampah atau minimal sampah," tuturnya.

Pemkot Bandung juga terus berupaya dalam penanganan sampah, sebelumnya sempat diwacanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berbasis insinerator yang rencananya akan dibangun di Gedebage, Kota Bandung.

"Kalau kebijakan pemerintah kita berlanjut ya, mereka (PT BRIL) sedang mengkaji ulang dari sisi teknologinya, dari sisi alat dan lain-lain, karena Tahun 2013 itu sudah sangat lama, itu perlu dikaji lagi dan mereka sedang melakukan kajian terhadap spesifikasi alat dan lainnya," ujarnya.

"Termasuk dampaknya, dipikirkan, boleh jadi teknologi sekarang jauh lebih ramah lingkungan ya. Kita masih nunggu kajian dari mereka dulu," tambahnya.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, tiga tahun memimpin Kota Bandung bersama Yana Mulyana masih ada kekurangan salah satunya dalam penanganan sampah.

"Yang masih dikejar ialah pengelolaan sampah," kata Oded.

Oded mengakui, pihaknya masih memilki kelemahan dalam penindakan pelanggaran pembuangan sampah sembarang di Kota Bandung. "Itulah namanya dinamika, kita akui kalaupun ada yang mengatakan kita lemah ya bisa jadi lemah, kenapa? Kan wilayahnya juga banyak, luas, contoh sekarang penataan tidak bisa semuanya, harus bertahap terus kita lakukan," kata Oded.

"Saya bisa imbau, tolong bantulah kalau cinta ke Kota Bandung mari bersama-sama membantu dengan tupoksi masing-masing, pemerintah bagaimana membangun, mengevaluasi dan pengawasan. Masyarakat jangan buat pekerjaan terus buat pemerintah, kan repot, kitakan terbatas," ujarnya.

Simak juga 'Wujud Insinerator Jepang yang Dikembangkan Pemkot Bandung-UPI':






(wip/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork