Jakarta - Ladang kecil tersembunyi di balik gemerlap Jakarta International Stadium. Pak Akim dan keluarga menanam sayuran segar yang tumbuh dari tanah perjuangan.
Foto
Kisah Perjuangan Petani Sayur di Tengah Modernisasi Kota

Pak Akim bersama keluarganya memanen sayur kemangi dan sawi putih di kawasan Papanggo, Jakarta Utara, Selasa (5/8/2025). Di balik megahnya Jakarta International Stadium (JIS), tersembunyi cerita perjuangan seorang petani sayuran bernama Akim dan keluarga.
Foto: Pradita Utama/detikcom
Awalnya, Pak Akim merupakan petani padi, mengikuti jejak kebanyakan petani di kampung halamannya. Namun,Β harga gabah yang tak stabil dan biaya produksi yang tinggi membuatnya terus merugi dari musim ke musim.
Kini, ladang sayur milik Pak Akim terhampar tak jauh dari stadion bertaraf internasional JIS. Ia menanam berbagai jenis sayuran seperti kangkung, bayam, kemangi dan sawi, yang dipanen dalam siklus pendek.
Pak Akim mengaku tak banyak berharap dari pemerintah. Baginya, cukup jika harga pupuk bisa dijaga agar tidak terus melonjak dan cuaca mendukung kelancaran kerja di ladang.
Di tengah gempuran pembangunan dan hiruk pikuk kota Jakarta, keberadaan ladang Pak Akim menjadi pengingat bahwa ketahanan pangan masih bergantung pada tangan-tangan sederhana seperti dirinya.Β Kisah Pak Akim adalah potret keteguhan dan keikhlasan seorang petani yang tak pernah lelah berjuang, meski di tengah perubahan zaman dan tekanan ekonomi.
Pak Akim mungkin tak banyak bicara soal mimpi besar, tapi setiap daun hijau yang tumbuh dari ladangnya adalah bukti nyata bahwa harapan selalu hidup di tangan mereka yang tak menyerah.Β Dari tanah ia memulai, dari keringat ia bertahan dan dari rasa syukur, ia terus melangkah. Semangat seperti inilah yang seharusnya menjadi akar dari bangsa: sederhana, jujur, dan penuh daya juang.