Jabar Hari Ini: Burung Pipit Berjatuhan-Bareskrim Selidiki Pembunuhan di Subang

Jabar Hari Ini: Burung Pipit Berjatuhan-Bareskrim Selidiki Pembunuhan di Subang

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 14 Sep 2021 21:40 WIB
Rombongan burung pipit berjatuhan dan mati massal di Balai Kota Cirebon, Jawa Barat. Begini potretnya.
Burung pipit berjatuhan dan mati massal di Balai Kota Cirebon. (Foto: dok. Istimewa)
Bandung -

Fenomenal burung berjatuhan di Cirebon bikin heboh. Selain itu, kabar terbaru dari pembunuhan sadis di Subang yang kini melibatkan Bareskrim Mabes Polri.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Heboh Burung Berjatuhan di Cirebon

Fenomena ratusan burung berjatuhan massal kembali terjadi. Kali ini, penampakan ratusan burung berjatuhan itu ditemukan di area belakang Balai Kota Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan video dan foto yang beredar di media sosial, terlihat ratusan burung yang didominasi berwarna hitam itu berserakan di sekitar pohon.

Salah seorang pegawai di Balai Kota Cirebon, Ojo mengatakan penemuan ratusan burung itu pertama kali ditemukan petugas Pamdal.

ADVERTISEMENT

"Jadi ditemukannya itu pagi-pagi oleh petugas (Pamdal) sekitar jam 6 pagi lah," kata Ojo saat dihubungi, Selasa (14/9/2021).

Menurutnya burung-burung tersebut memang biasanya bertengger di pohon area Balai Kota Cirebon. Ia menduga burung itu tersapu hujan deras.

"Kemungkinan kena hujan deras jadi pada jatuh. Memang biasanya suka bertengger di pohon itu," jelas dia.

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti jenis burung tersebut."Gak tau itu burung apa, emprit atau apa," tegas dia.

Hujan deras dan lama dinilai ada pengaruhnya dengan fenomena burung berjatuhan. Demikian disampaikan oleh Tri Haryoko Peneliti Burung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Terkait fenomena yang ada, Tri beranggapan sudah banyak disampaikan oleh beberapa pihak bahwa hal tersebut kemungkinan oleh hujan asam, perubahan cuaca, keracunan pestisida ataupun adanya penyakit. Semua pihak kini menunggu hasil pengujian oleh BBVet Denpasar yang diajukan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, untuk kasus yang terjadi di Bali.

"Adanya guyuran air hujan yang deras tersebut, bulu tidak mampu melindungi atau menahan air hujan agar tidak mengenai kulit tubuh burung," kata Tri dalam wawancara dengan detikINET.

Bareskrim Turun Tangan Bantu Penyelidikan Pembunuhan Subang

Kasus pembunuhan sadis di Kabupaten Subang yang belum terungkap hingga berpekan-pekan membuat Bareskrim Mabes Polri turun tangen. Bareskrim akan membekup penyelidikan kasus tersebut.

"Jadi untuk masalah kasus Subang, pembunuhan Subang sudah ada atensi dari pimpinan di pusat. Sehingga sekarang ada penguatan dalam membekup pengungkapan kasus pembunuhan ini," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Selasa (14/9/2021).

Erdi mengatakn tim dari Bareskrim Mabes Polri tersebut nantinya akan membantu bilamana ada kesulitan dalam proses penyelidikan. Proses penyelidikan secara digital dan konvensional akan dibantu oleh Bareskrim Mabes Polri.

"Bukan dari Polda saja, bahkan dari Bareskrim mabes polri yang bisa membantu pengungkapan baik secara manual konvensional maupun digital ini diberdayakan dan semua back-up Polres Subang," kata dia.

Sementara itu untuk kasus ini sendiri masih dalam penyelidikan. Polisi masih melakukan pengembangan atas hasil laboratorium forensik yang sudah didapat.

"Sementara masih dikembangkan, dipelajari bukti-bukti yang sudah didapat selama ini," kata dia.

Sebelumnya, Warga Kabupaten Subang digegerkan dengan temuan mayat ibu dan anak bersimbah darah di dalam bagasi mobil. Polisi memastikan mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.

Dua jasad ibu dan anak itu ditemukan di bagasi mobil jenis Alphard di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang pada Rabu (18/8). Identitas keduanya diketahui merupakan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23).

Sempat Lumpuh Usai Divaksin, Warga Cianjur Kembali Berjalan

Ahmad Solihin (37) warga Desa Sukarat, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Jawa Barat akhirnya bisa kembali berjalan setelah dua bulan terakhir mengalami kelumpuhan. Pegawai toko kelontong tersebut alami kelumpuhan sementara diduga usai menjalani vaksinasi COVID-19 dosis kedua.

Esih (50), kakak Ahmad mengatakan sejak sepekan lalu, kondisi adiknya terus membaik. Kaki kanannya yang semula kaku pun sudah pulih dan mulai bisa kembali berjalan.

"Alhamdulillah sudah mulai membaik, kakinya sudah bisa ditekuk lagi. Kemudian sudah bisa berjalan, meskipun belum normal seutuhnya, masih butuh proses pemulihan," kata dia, Selasa (14/9/2021).

Menurutnya benjolan bagian rusuk kanannya pun sudah kempis. Namun, dari bekas benjolan tersebut masih sering mengeluarkan cairan.

"Yang benjol sudah tidak ada, tapi masih sering keluar cairan. Makanya belum pulih total, masih harus konsultasi ke puskesmas dan menjalani masa pemulihan," kata dia.

Dia berharap adiknya bisa segera pulih dan kembali bekerja untuk menghidupi istri serta anaknya. "Dari kemarin bilang ingin cepat sembuh biar bisa kerja lagi. Semoga secepatnya bisa sehat lagi," tuturnya.

Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Cianjur Yusman Faisal mengatakan sejak Juli lalu, pihaknya menginstruksikan agar pasien tersebut ditangani secara maksimal.

"Bahkan beberapa kali juga kita rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dan sekarang kondisinya berangsur membaik, bahkan sudah bisa berjalan," kata dia.

Namun Yusman mengaku masih menunggu hasil penyelidikan Komnas KIPI untuk memastikan kelumpuhan yang diderita Ahmad disebabkan vaksinasi atau bukan.

"Masih menunggu hasil, kemarin juga sudah dilakukan penelusuran oleh Komnas KIPI. Kami juga menyerahkan berbagai dokumen penunjang. Belum bisa dipastikan kapan hasilnya keluar," ucap Yusman.

Sedangkan terkait benjolan pada bagian rusuk, Ia menyebutkan jika Ahmad memiliki riwayat penyakit yang tidak disadari sebelumnya.

"Jadi ada penyakit yang sudah lama, namun mungkin tidak terperiksa. Tapi penyakit yang diderita itupun juga kita tangani," ucapnya.

Bupati Pangandaran Respons Sorotan Luhut

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata siap meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi pelaku wisata. Hal ini diungkapkan terkait sorotan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terhadap uji coba pembukaan pariwisata di pantai Pangandaran.

"Sejak awal Pemda dan pelaku wisata kan sudah berkomitmen untuk kita bersama-sama memperhatikan prokes. Pakai masker dan tidak berkerumun. Sebelum uji coba kami kumpulkan dulu semua pelaku wisata, dibuat komitmen secara tertulis," kata Jeje, Selasa (14/9/2021).

Atensi pemerintah pusat ini, menurut Jeje, harus menjadi pelecut semangat bagi pelaku wisata, wisatawan dan Pemkab Pangandaran untuk semakin disiplin menerapkan prokes. Sebab jika prokes tak disikapi serius, dia menegaskan, pemerintah bisa saja menutup kembali objek wisata di Pangandaran.

Selain soal prokes, Jeje menegaskan, pihaknya sudah memberikan ultimatum kepada seluruh pelaku wisata agar segera menjalani vaksinasi. Vaksinasi ini penting untuk menekan risiko penularan dan dampak dari virus COVID-19.

Bahkan, dia memberi waktu hingga Kamis (16/9/2021), minimal 90 persen pelaku wisata harus sudah menjalani vaksinasi. "Jika sampai Kamis masih nggak mau divaksin atau tingkat vaksinasi pelaku wisata belum sampai 90 persen. Maka Minggu depan wisata saya tutup lagi," tutur Jeje.

Langkah tegas ini, menurut Jeje, terpaksa dilakukan semata-mata demi kebaikan masyarakat Pangandaran. "Kalau vaksinasi 90 persen pelaku wisata tak tercapai, saya tutup. Terpaksa saya lakukan dan saya siap dengan segala risikonya," kata Jeje.

Sementara itu, pada Minggu (12/9), pengaturan wisata di pantai Pangandaran sudah lebih baik ketimbang pekan sebelumnya. Pemkab Pangandaran berhasil memecah kerumunan wisatawan di Pantai Barat Pangandaran.

Hal itu menyusul diterapkannya berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak Pemkab Pangandaran, polisi dan TNI. Di antaranya adalah penerapan rekayasa jalur lalu lintas di objek wisata Pangandaran yang dilakukan oleh Polres Ciamis. Rekayasa jalur ini pada intinya memecah arus kendaraan agar tidak menumpuk di kawasan pantai barat.

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan menerjunkan petugas gabungan Polri dan TNI ke pantai. Petugas menyisir pantai dan mengingatkan wisatawan agar mentaati protokol kesehatan.

Selain itu ada pula petugas yang berkeliling kawasan pantai dengan kendaraan, juga mengingatkan agar wisatawan memperhatikan protokol kesehatan. Imbauan protokol kesehatan ini dilaksanakan personel gabungan satuan fungsi Polres Ciamis.

Kapolres Ciamis AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi mengatakan imbauan ini sebagai upaya Polri mencegah penyebaran virus Corona. "Imbauan ini kami lakukan agar wisatawan bisa mentaati dan menerapkan protokol kesehatan 5M dan paling utama yakni memakai masker. Sehingga nantinya masyarakat dapat merasa nyaman dan aman menikmati liburan di Pantai Pangandaran dan tidak menimbulkan klaster penyebaran virus corona," ujar Wahyu.

Ketua PHRI Pangandaran Agus Mulyana menyatakan apresiasi atas langkah petugas gabungan yang telah mengatur arus wisatawan di Pangandaran. "Alhamdulillah, sekarang lebih tertib tidak ada kerumunan. Kami dari PHRI sangat mendukung bahkan ikut membantu upaya-upaya yang dilakukan Pemda maupun TNI dan Polri. Tadi juga ada bantuan petugas dari Satpol PP Jawa Barat, jadi semakin kompak," ucap Agus.

Hal positif dari rekayasa jalur yang dilakukan polisi menurut Agus adalah tersebarnya wisatawan. Sehingga titik-titik lain di kawasan Pangandaran bisa disinggahi dan pelaku usaha pun bisa menikmati manfaatnya.

"Ada rekayasa jalur, semua spot menarik di Pangandaran jadi disinggahi. Wisatawan tersebar, tidak menumpuk di satu titik. Mudahan-mudahan semua pelaku usaha kebagian rezekinya," kata Agus.

Dia menjelaskan okupansi hotel di Pangandaran di akhir pekan ini rata-rata berada di angka 50 persen, walaupun untuk penginapan-penginapan okupansinya masih di bawah 50 persen. "Hotel yang besar-besar tercapai 50 persen, kalau penginapan atau hotel yang kecil masih di bawah. Tapi ini sangat kami syukuri, jadi pertanda kebangkitan ekonomi. Minimal untuk bayar listrik dan gaji karyawan kami sudah tak pusing lagi," tutur Agus.

Agus berharap pola pengaturan itu terus berlanjut sampai masyarakat dan wisatawan terbiasa. Sehingga wisata aman di tengah pandemi bisa terus terjaga di Pangandaran.

Atlet Disabilitas Jabar Dipalak-Dilempar Batu Preman Terminal

Seorang atlet disabilitas asal Jawa Barat Rihan Firdaus menjadi korban pemalakan dan kekerasan dua preman terminal di Bandung. Korban harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Insiden tersebut terjadi saat Rihan sedang bekerja sebagai sopir bus pada Senin (13/9) sore. Dia rencananya akan mengantar penumpang ke Garut dari Terminal Cicaheum, Bandung.

"Nah mungkin sudah ke biasana ada uang jalur, padahal sama dia sudah dikasih Rp 2.000," ucap Kapolsek Ujungberung Kompol Heryana di Mapolsek Ujungberung, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Selasa (14/9/2021).

Sampai di kawasan Cicabe, korban mengingat ponselnya masih tertinggal di Cicaheum. Dia pun memutarbalik kendaraannya ke Cicaheum dengan maksud mengambil ponsel.

"Smalia di Cicaheum, diminta lagi uang sama pelaku ini," kata dia.

Korban yang merasa sudah memberi, kemudian tancap gas. Namun, korban justru dikejar oleh dua pelaku Fandi dan Riki. Saat di kawasan Ujungberung, pelaku yang menggunakan sepeda motor itu menyalip bus yang dikendarai korban dan melempar batu berukuran besar ke arah kaca depan.

"Jadi dilempar ke arh kernet, kernet menghindar batu kena ke sopir," tuturnya.

Korban lantas dilarikan ke rumah sakit. Korban mendapatkan perawatan akibat luka dibagian telinganya.

"Kebetulan sopir ini disabilitas. Dia atlet PON perwakilan Jawa Barat," kata Heryana.

Kedua pelaku sendiri sudah ditangkap begitu kejadian. Pelaku saat ini ditahan di Mapolsek Ujungberung.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads