Pemerintah Kabupaten Bandung meminta sebanyak 1,5 juta dosis vaksin ke pemerintah pusat. Vaksin tersebut diajukan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi pelajar.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, pelajar sangat antusias dengan dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM). Meski begitu, dengan dibukanya PTM, maka protokol kesehatan mesti terpantau dan diperketat.
"Sangat antusias siswa kita untuk pelaksanaan PTM, tapi di sini tetap kita perketat prokesnya," ujar Dadang saat mengunjungi sentra vaksinasi di Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (14/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain prokes, pihaknya pun terus mempercepat vaksinasi bagi pelajar. Saat ini, pihaknya telah mengajukan vaksin bagi pelajar ke pusat demi mendorong percepatan vaksinasi pelajar.
"Makanya kita sudah mengajukan kepada pak Menko Marves, saya mengusulkan sekitar 1,5 juta dosis untuk vaksinasi pelajar," ujarnya.
Untuk memperketat pun, pihaknya berencana akan menerapkan aplikasi PeduliLindungi di sekolah. Nantinya, pelajar harus memindai aplikasi tersebut ketika akan masuk sekolah.
"Mungkin juga nanti kita arahkan untuk menggunakan aplikasi peduli lindungi. Tetapi di sini salah satu syarat aplikasi ini bisa terdetek siapa yang sudah divaksin dan belum divaksin, tapi tidak divaksin maka akan ditolak aplikasi," ucapnya.
Dirinya berharap penggunaan aplikasi tersebut dapat memperkecil kemungkinan risiko tertularnya pelajar ketika pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kemudian, dapat memperbanyak kapasitas siswa dari yang sebelumnya hanya 25 -50 persen.
"Kalau itu sudah diberlakukan, kemudian menggunakan aplikasi peduli lindungi ini bisa efektif. Kapasitas siswa di dalam kelas diusahakan meningkat lagi, dari 50 persen bisa bertambah, kalau terus terusan kegiatannya menunjukkan hasil bagus. Saya optimis bisa secepatnya bisa bertambah (kapasitas siswa) ini apabila semua divaksin," pungkasnya.
(mud/mud)