Genjot Skrining TBC, Gubernur Jateng Luncurkan Speling Melesat & TB Express

Ihfadzillah Yahfadzka - detikNews
Jumat, 03 Okt 2025 16:32 WIB
Foto: Dok. Pemprov Jateng
Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meluncurkan program Dokter Spesialis Keliling Mendekatkan Layanan Kesehatan kepada Masyarakat (Speling Melesat) dan TB Express. Program ini bertujuan untuk mengakselerasi penurunan kasus tuberkulosis (TB/TBC) sekaligus pelayanan kesehatan masyarakat berbasis desa.

Luthfi mengungkapkan, program prioritas Provinsi Jawa Tengah tersebut dalam praktiknya juga diintegrasikan dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah pusat.

"Hari ini kita melakukan kegiatan launching Speling Melesat dan TB Express yang tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi tetapi juga oleh pemerintah kabupaten/kota, rumah sakit provinsi, kabupaten/kota, dan swasta," kata Luthfi saat peluncuran sekaligus peringatan Hari Kesehatan Nasional di Grand Mercure Hotel, Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, dalam keterangan tertulis, Jumat, (3/10/2025).

Diketahui, layanan program Speling ini meliputi pemeriksaan ibu hamil dan kanker serviks oleh dokter spesialis obsgyn, tuberkulosis oleh dokter spesialis penyakit dalam atau paru, kesehatan jiwa oleh dokter spesialis kesehatan jiwa, dan stunting oleh dokter spesialis anak. Luthfi menuturkan, sebab salah satu indikator kemiskinan adalah layanan dasar kesehatan, maka masyarakat perlu sehat guna mengangkat produktivitas.

"Dokter spesialis kita turunkan ke desa-desa, lalu melakukan pengecekan kesehatan secara gratis dan paripurna," lanjut Luthfi.

Sebagai informasi, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 30 September 2025, jumlah masyarakat terlayani Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Jawa Tengah terbanyak Se-Indonesia, yaitu sebanyak 8.791.904 jiwa.

Dalam program Speling Melesat yang sudah terlaksana di 560 desa se-Jawa Tengah dengan total 62.169 jiwa terlayani juga meliputi TB Express untuk penemuan kasus tuberkulosis menggunakan alat X-Ray Portable Rapid Early Screening System untuk mengakselerasi penurunan tuberkulosis sampai 50%.

Sebab, berdasarkan Buku Saku Dinkes Jawa Tengah Triwulan II 2025, data tuberkulosis di provinsi ini estimasinya mencapai 107.488 kasus. Sementara. Jumlah penemuan kasus tuberkulosis per 30 September 2025 sebanyak 63.398 kasus atau 58,98%.

"TBC di wilayah kita juga menjadi prioritas. Begitu kita dapatkan melalui X-Ray portable itu, Kemudian diobati, diawasi secara berkala, dan dievaluasi sampai tuntas," jelasnya.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil program Speling Melesat, tercatat ada 9.140 orang teridentifikasi gejala tuberkulosis. Dari jumlah itu, 1.847 orang telah melakukan rontgen thorax (dada) dengan 626 orang hasilnya sugestif. Sementara yang ditindaklanjuti dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) sebanyak 525 orang.

Dengan demikian, Sekjen Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan bahwa harus berfokus untuk menurunkan angka dengan target tahun 2030 menjadi nol kasus tuberkulosis sebab tingginya kasus tuberkulosis di Indonesia.

"CKG dan Speling Melesat ini salah satunya mengecek apakah ada TB atau tidak. Kalau hasilnya positif kan sudah diketahui by name by address, kemudian kita lihat tindaklanjutnya. Termasuk cek orang di sekitar karana kita harus cegah penyebarannya," katanya


(akn/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork