Subkor Pelayanan RSUD Margono, dr. Endri Aryanto, menjelaskan jenis layanan dan temuan medis dari program ini.
"Untuk pasien anak-anak ada sekitar 40 orang, penyakit dalam 50 orang, dan kandungan 35 orang. Ada temuan kasus epilepsi, obesitas, hipertensi, diabetes, hingga pasien yang kontak erat dengan penderita TBC," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/10/2025).
Bagi warga, layanan ini memudahkan akses kesehatan, terutama bagi mereka yang biasanya harus menempuh perjalanan jauh. Salah seorang warga, Dila, menceritakan pengalamannya memeriksakan anaknya.
"Biasanya kami periksa di Posyandu sebulan sekali. Dengan Speling ini bisa langsung ketemu dokter spesialis anak, tidak perlu ke rumah sakit yang jaraknya satu jam," tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh warga lainnya, Yayan, yang mengantar ibunya ke spesialis penyakit dalam.
"Harusnya kemarin kontrol ke Bumiayu yang jaraknya 1,5 jam dari rumah, tapi dapat info dari Puskesmas kalau ada Speling. Jadi lebih mudah dan dekat, sangat membantu," terangnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang meninjau langsung layanan ini berharap program Speling dapat membantu masyarakat desa dalam mengakses layanan kesehatan.
"Dokter spesialis dari berbagai rumah sakit kita turunkan, baik dari Pemprov, Pemda, maupun swasta. Harapannya, masyarakat desa terkecil bisa menikmati layanan kesehatan gratis," jelasnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini menjadi sarana pemetaan dan pemerataan layanan kesehatan masyarakat desa.
"Kita bisa mendeteksi TBC, stunting, maupun penyakit degeneratif sejak dini, lalu ditindaklanjuti di Puskesmas. Alhamdulillah, ini menjadi roadmap kesehatan masyarakat Jawa Tengah, karena kesehatan adalah hal yang paling utama," sambungnya.
Selain layanan kesehatan, pelaksanaan program ini juga digabungkan dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) untuk meningkatkan akses pangan masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga. Kepala desa dan warga mendapat berbagai komoditas dengan total omzet Rp55,2 juta, meliputi 2 ton beras senilai Rp27,5 juta, 300 liter minyak goreng senilai Rp4,71 juta, 300 kilogram gula pasir senilai Rp5,4 juta, 300 kilogram telur senilai Rp8,1 juta, 100 kilogram bawang merah senilai Rp3 juta, 100 kilogram bawang putih senilai Rp3 juta, 50 kilogram cabai rawit senilai Rp2 juta, serta komoditas lainnya senilai Rp2 juta.
Selain itu, disalurkan juga Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) berupa 1 ton beras untuk 100 kepala keluarga, dan satu kelompok usaha beranggotakan sepuluh orang di Salem menerima bantuan Rp20 juta untuk pengembangan usaha produktif. (akn/akn)