Petaka Saat Jam Sekolah, Guru dan Murid Tewas Tertimpa Atap Ambruk

Petaka Saat Jam Sekolah, Guru dan Murid Tewas Tertimpa Atap Ambruk

Fatichatun Nadhiroh - detikNews
Rabu, 06 Nov 2019 07:37 WIB
Atap SDN Gentong ambruk di Pasuruan (Foto file: Muhajir Arifin)
Pasuruan - Tanpa ada hujan dan angin, tiba-tiba atap SDN Gentong ambruk di Pasuruan. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB, Selasa (5/11/2019) ini menyebabkan dua tewas dan 11 murid luka-luka. Dua korban tewas yakni Irza Almira (8) murid kelas IIA dan guru pengganti Sefina Arsi Wijaya (19).

Sedangkan 11 murid yang luka di bagian kepala dan patah tulang karena tertimpa reruntuhan dibawa ke RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan untuk mendapat perawatan intensif.

Atap gedung yang ambruk berada di bagian depan. Terdiri atas empat kelas, yakni kelas II-A dan II-B serta kelas V-A dan V-B. Rata-rata tiap kelas ada 30 siswa.


Menurut saksi guru dan para murid mengaku sebelum kejadian ada proses belajar mengajar. Tiba-tiba atap genting yang ditopang galvalum itu ambruk tak terduga. Bahkan terdengar suara brak di bagian selatan gedung.

"Tiba-tiba ada suara kaya tsunami. Ambruknya berjalan dari selatan," kata Anti, salah seorang guru, Selasa (5/11/2019).

Saat itu dirinya mendengar suara tangis dan jerit para murid dan guru. Para murid yang tertimbun dievakuasi satu per satu oleh guru dan warga sekitar.


Anti sendiri sedang mengajar di kelas II-B saat kejadian. Ia berhasil menyelamatkan diri lari ke luar. Ia tak menyangka atap akan ambruk. Dirinya juga tak menyangka peristiwa itu membawa korban dan tak mampu berkata-kata.

Sementara Budi Santoso, petugas kebersihan mengatakan saat atap ambruk, para murid berhamburan keluar. Mereka menjerit dan menangis. Banyak yang syok. Sementara belasan murid tertimpa material yang ambruk dan ditolong satu per satu.

"Nggak nyangka bisa ambruk semua," terang Budi.

Para orangtua yang mendengar atap gedung sekolah ambruk segera mencari anak-anaknya. Mereka tampak syok dan menangis saat menemukan anaknya.


Atas insiden ini Polda Jatim dibantu Polresta Pasuruan melakukan olah TKP dan meminta keterangan 5 saksi. Di antaranya petugas kebersihan dan para guru. Polisi menyebut SDN Gentong ambruk usai renovasi 2017 lalu.

Orang tua korban tewas syok kehilangan anaknya/Orang tua korban tewas syok kehilangan anaknya/ Foto: Muhajir Arifin

"Kita melihat rangka bangunan tidak sesuai spesifikasi. Bangunan ini (atap) baru selesai 2017. Jadi baru 2 tahun sudah ambruk," kata Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Agus Sudaryatno kepada wartawan di lokasi kejadian.

Namun hal berbeda disampaikan Kasi Pendidikan Dasar Diknas Kota Pasuruan, Firman. Menurut dia renovasi atap yang ambruk dilakukan 2013 lalu.


"2013 Direnovasi yang ambruk ini. Kalau bangunan gedung utamanya sudah sangat lama," terang Firman.



Tangis Histeris Keluarga Korban SDN Ambruk di RSUD R Soedarsono:



Peristiwa ini pun mendapat perhatian dari Gubernur Jatim. Dia didampingi pejabat Pemprov Jatim dan Pemkot Pasuruan mendatangi keluarga korban tewas dan menjenguk korban luka-luka.

Kepada orang tua korban, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan belasungkawa dan dukungan moral. Dia memastikan semua yang dirawat di rumah sakit mendapatkan penanganan terbaik dan tak dipungut biaya.

Ia juga ingin semua murid yang terdampak secara psikologis ditangani dengan baik. Selain di rumah sakit penanganan dampak psikologis juga bisa dilakukan di sekolah.

Khofifah kunjungi korban luka dan tewas/Khofifah kunjungi korban luka dan tewas/ Foto: Muhajir Arifin


"Saya juga ajak Kepala Dinas Kesehatan Jatim, teman-teman dari psikososial, tadi saya juga minta koordinasi dengan tim psikososial yang ada di rumah sakit barangkali ada yang harus di-konseling. Saya juga sudah bicara dengan kepala sekolah, saya minta ada trauma healing," terangnya.

Khofifah meminta semua pengelola pendidikan di Jatim menjadikan peristiwa SDN Gentong ambruk di Pasuruan sebagai pelajaran. Ia berharap kejadian serupa tak terulang.

"Ini pembelajaran kita. Semua pengelola lembaga pendidikan di Jawa Timur tidak hanya SD, SMP, SMA, semuanya, karena sudah musim hujan saya mohon semua pengelola mengecek kembali struktur bangunan di lembaga pendidikannya. Ini jadi pembelajaran kita bersama," tandasnya.
Halaman 2 dari 3
(fat/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.