Tangis dan ratapan menyambut kedatangan jenazah siswa kelas II-A itu dari RSUD dr R Soedarsono, Pasuruan. Belasan kerabat yang hadir langsung histeris. Kedua orang tua korban, Zubair dan Khoiroh, terlihat paling terpukul. Keduanya tak berhenti menangis sejak di kamar mayat RSUD dr R Soedarsono.
Saat jenazah tiba, puluhan warga langsung datang ke rumah korban. Belasan guru dan ASN dari Dispendik, kecamatan, dan kelurahan juga bertakziah.
Doa untuk korban dipanjatkan. Yasin dan tahlil dibacakan. Korban kemudian dimakamkan di TPU Gadingrejo. Puluhan pelayat ikut mengantarkan jenazah.
"Korban ini anak pertama dari tiga bersaudara. Adik-adiknya laki-laki," kata kakek korban, Nurul Jadid, seusai pemakaman kepada wartawan, Selasa (5/11/2019).
Orang tua korban tak bisa dimintai keterangan karena dirundung kesedihan yang mendalam. Ayah korban terus menangis dan membaca istigfar.
"Korban ini memang sangatlah pintar. Sangat disayang keluarga karena anak pertama," terangnya.
![]() |
Hingga pukul 17.00 WIB, petakziah masih terus berdatangan ke rumah duka. Atap SDN Gentong di Pasuruan ambruk menimpa guru dan puluhan siswa. Sebelas siswa yang mengalami luka-luka dirawat di RSUD dr R Soedarsono. Mereka mengalami luka di kepala dan patah kaki.
Dua korban tewas adalah Irza Almira (8), siswa kelas II, warga Gentong, dan petugas perpustakaan yang sedang menjadi guru pengganti di kelas V-A, Sefina Arsi (19), warga Jalan Slamet Riyadi RT 09 RW 08 Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Panggungrejo.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini