"Menurut laporan warga itu baunya kayak rempah-rempah gosong," tutur Camat Bungkal, Jemain saat ditemui detikcom di lokasi, Kamis (26/9/2019).
Jemain menambahkan ada 19 titik rekahan tersebut dengan diameter rekahan sekitar 25 sentimeter dan dengan kedalaman 30 sentimeter. Di sekitar lubang, tanah tampak menghitam gosong bekas terbakar.
"Tanah ini awalnya dikeruk untuk membuat genting terus berganti pemilik untuk tempat pembuangan ampas jamu terus berganti pemilik lagi diuruk tanah kemudian ditanami tanaman jagung kemudian ketela," terang Jemain.
Namun sebulan terakhir, karena efek kemarau panjang sekaligus bekas pembuangan ampas. Diduga ada suhu panas dari fermentasi ampas hingga menimbulkan api.
"Atau bisa juga karena tidak sengaja kena percikan api puntung rokok warga, tapi mudah-mudahan ini tidak benar," kata dia.
Menurut Jemain, kemungkinan di dalam tanah ini ada cairan kimia bekas dari pembuangan limbah ampas jamu. Namun yang jelas, kata Jemain, ini bukan api alami yang muncul akibat gas bumi.
"Ini bukan gas bumi tapi kemungkinan karena limbah," imbuh dia.
Pihaknya pun bakal melakukan pemadaman dengan mengerahkan truk tangki BPBD Ponorogo. Karena warga sekitar khawatir, retakan tanah semakin meluas. Apalagi lokasi tersebut dekat dengan permukiman warga.
"Jika nanti dipadamkan air tidak mati, kita akan cek ke DLH," tandas dia.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini