Satpol PP Perempuan 'The Winning Team' Anies-Sandi Buka Suara

Satpol PP Perempuan 'The Winning Team' Anies-Sandi Buka Suara

Jabbar Ramdhani - detikNews
Kamis, 19 Apr 2018 22:37 WIB
Tiga srikandi Satpol PP DKI buka suara soal pengalaman kerja mereka menertibkan tempat hiburan bermasalah. (Dari kiri ke kanan) Ellen Mutiara Siagian, Rima Dahlia, dan Nur Komala. (Muhammad Zhacky/detikcom)
Jakarta - Anggota Satpol PP perempuan DKI Jakarta tiga kali sukses menjalankan tugas untuk memastikan ditutupnya tempat hiburan bermasalah. Tiga tugas itu adalah memastikan tutupnya Hotel Alexis, Sense Karaoke, dan Diskotek Exotic.

Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno memberi pujian sekaligus puas terhadap kinerja mereka.

Anies pernah memuji para Satpol PP perempuan ini karena bekerja dengan baik, tenang, dan berwibawa. Sedangkan Sandiaga menamai mereka dengan sebutan 'The Winning Team'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


detikcom berkesempatan menemui tiga anggota Satpol PP perempuan ini siang tadi. Ellen Mutiara Siagian (48), Rima Dahlia (36), dan Nur Komala (39) buka suara soal pengalaman menjalankan tugas tersebut.

Ternyata tugas memastikan Alexis ditutup diterima secara mendadak. Ellen mengatakan perintah itu datang langsung dari Gubernur Anies.

Satpol PP ibu-ibu dikerahkan untuk menutup Sense Karaoke dan Diskotek ExocticSatpol PP ibu-ibu dikerahkan untuk menutup Sense Karaoke dan Diskotek Exoctic. (Indra Komara/detikcom)

"Waktu ke sana, kami juga nggak tahu ya, karena itu mendadak diperintahkan Pak Gubernur. Jadi, jam 10.00 WIB baru kita tahu, jam 14.00 kita akan ditugaskan memastikan penutupan Alexis," kata Ellen di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018).


"Jadi kita juga nggak tahu kondisi di sana seperti apa," sambung perempuan yang sudah 17 tahun menjadi personel Satpol PP ini.

Tugas penutupan Alexis tampaknya jadi pengalaman yang paling berkesan bagi para srikandi tersebut. Para anggota Satpol PP perempuan ini saat itu sempat menghadapi situasi tak kondusif. Saat itu mereka menghadapi karyawan Alexis yang berdemo dan juga blokade dari pihak sekuriti yang berbadan besar-besar.

Tugas pertama mereka berjalan sukses. Kemudian Sandiaga pun kembali menugasi mereka memastikan Karaoke Sense dan Diskotek Exotic tutup. Kali ini, proses di Sense dan Exotic lebih kondusif.


"Tadi sangat kondusif ya, kita datang. Cuma kita nggak bisa masuk ke dalam karena itu sudah ketutup," ungkap Ellen.

Hal senada dikatakan Nur Komalawati (Mala). Proses penutupan dirasakan relatif lebih mudah saat penutupan Sense Karaoke.

"Kondusif juga sih, welcome semuanya. Kita semua cek, karaokenya kan ada yang terkunci ada yang nggak. Jadi yang terbuka itu kita segel dari layar TV-nya sampai mejanya, kita segel semua," cerita Mala.

Kinerja mereka dipuji dan dianggap bisa diandalkanKinerja mereka dipuji dan dianggap bisa diandalkan. (Indra Komara/detikcom)

Mereka pun siap bila kembali ditugaskan untuk memastikan penutupan tempat hiburan malam. "Kita harus selalu siap," kata Mala.

Sebagai anggota Satpol PP, tugas mereka tak beda jauh dengan para anggota pria. Di lapangan, mereka juga mesti berhadapan dengan PKL hingga preman. Tak jarang, proses penertiban juga diwarnai adu mulut.

"Kalau PKL sering. Waktu joki saya berantem sama preman juga di Sudirman," ucap Mala.


Tak hanya situasi menegangkan. Satpol PP perempuan ini juga merasa sedih saat menertibkan PKL. Hal ini seperti yang diutarakan Rima Dahlia, yang pernah menjadi lurah.

"Kalau lurah kan kita mengkondisikan lingkungan. Tapi, kalau Satpol PP ya benar menyelesaikannya dengan masyarakat langsung. Yang sedih kalau masyarakatnya nggak terima, apa karena dia hidupnya susah, harus bangun gubuk liar, tapi ya harus kita tertibkan gubuknya," kisah ibu dua anak itu.

Kasatpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu Purwoko mengungkapkan alasan pengerahan anggota Satpol PP perempuan. Dia menilai perempuan memiliki nilai yang bisa dipakai untuk menghindari terjadinya bentrokan pada saat memastikan tempat hiburan ditutup.

Satpol PP perempuan saat berhadapan dengan sekuriti AlexisSatpol PP perempuan saat berhadapan dengan sekuriti Alexis. (Rengga Sancaya/detikcom)

"Wanita kan penuh dengan keramahan, penuh dengan senyum. Diharapkan semua bisa berjalan dengan baik tanpa ada kekerasan, maknanya begitu," kata Yani Wahyu saat ditemui di Balai Kota, siang tadi.

Yani menuturkan ada beberapa kriteria srikandi yang dipilih untuk mengecek penutupan dua tempat hiburan yang terbukti melegalkan peredaran narkoba. Kemampuan bernegosiasi, punya sikap keibuan, dan cantik jadi beberapa kriteria yang diambil.

Tak hanya itu, Yani juga mengungkapkan, di antara anggota Satpol PP perempuan yang dikerahkan juga ada yang merupakan penyidik. Penyidik itu sengaja tidak memakai seragam Satpol PP.


"Sebenarnya wanita itu juga ada penyidiknya. Pol PP wanita juga ada penyidik pegawai negeri sipilnya, seperti Ibu Leli, Ibu Lusi. Sebenarnya itu penyidik juga. Sebenarnya kemarin (pengecekan penutupan Hotel Alexis) ada penyidiknya, namun sekarang karena dua lokasi, ya, kita menggunakan seragam penyidiklah," papar Yani.

Siang hari tadi, 60 anggota Satpol PP perempuan kembali dikerahkan untuk memastikan Sense Karaoke dan Diskotek Exotic tutup. Tampaknya anggota Satpol PP perempuan ini akan kembali diandalkan untuk tugas-tugas selanjutnya.

"Satpol PP perempuan, don't change the winning team," kata Sandi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (19/4/2018). (jbr/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads