Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat Migrant Care menemukan sekitar 10 kotak pos terbengkalai di 3 apartemen di Malaysia. Pihaknya menyebut apartemen-apartemen itu banyak dihuni warga negara Indonesia yang seharusnya menerima surat suara via pos.
Dalam video yang diterima, video tersebut direkam pada 10 Februari 2024. Dalam pemantauan Migrant Care, kotak pos yang terletak di setiap jalur tangga apartemen itu tanpa penjagaan sama sekali.
Isi kotak pos terhambur dan berceceran. Migrant Care menduga celah ini dimanfaatkan oleh semacam sindikat 'pedagang susu' alias pedagang surat suara.
"Ini lah yang dimanfaatkan oleh pedagang-pedagang surat suara itu tadi. Mereka memang sengaja mencari dari kotak pos satu, ke kotak pos yang lainnya, akhirnya dari satu, dua, sembilan, sepuluh, sampai terkumpul banyak (surat suara)," kata staf Migrant Care, Muhammad Santosa, dalam kobfrensi pers di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2024).
Santosa pun menjelaskan bahwa modus para pedagang surat suara itu akan bergerak setelah mengetahui surat suara dikirim melalui jasa ekspedisi ke kotak pos tujuan.
"Mereka kerjanya tim, tidak sendiri-sendiri, di daerah mana, siapa, di daerah mana, siapa. Mereka akan memanfaatkan lemahnya pengawasan. Apalagi, panitia pengawas luar negeri (panwas LN) tak punya pengawas pos," sambungnya.
Dia mengatakan setelah mengumpulkan surat suara dari pos, mereka akan bernego harga ke peserta pemilu yang membutuhkan suara.
"Misalkan si caleg membutuhkan sekian ribu, sekian ratus, di situ lah tarik-menarik harga sekian ringgit itu terjadi. Misalnya 1.000 surat suara dari Malaysia nih, lalu pedagang susunya 'oke saya kasih 1 surat suara 25 ringgit atau satu suara 50 ringgit'," ungkapnya.
Modus ini, lanjutnya, bukanlah masalah baru. Maka pihaknya pun mendesak agar pemungutan suara melalui pos dihapuskan untuk pemilu selanjutnya.
"Minimnya pengawasan pada metode pos berimplikasi pada dugaan perdagangan surat suara. Maka dari itu kami meminta Bawaslu untuk menghapus metode pos," imbuhnya.
Simak Video 'Migrant Care Laporkan Uya Kuya ke Bawaslu, Diduga Kampanye di TPS Malaysia':
(bel/idn)