Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Agust Jovan Latuconsina menyoroti pemilihan kata cawe-cawe yang diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, diksi yang disampaikan tidak tepat.
"Yang sangat kami sayangkan sebetulnya permainan diksi dari Pak Jokowi," ujar Jovan, dalam diskusi Adu Perspektif 'Jokowi Cawe-cawe, Pemilu 2024 Makin Ramai', Rabu (31/5/2023).
Jovan menyebut Jokowi adalah pemimpin negara yang pernyataannya didengar oleh banyak orang. Ia mengatakan, kesalahan pemilihan kata dapat menimbulkan berbagai interpretasi.
"Kira harus menyadari bahwa Pak Jokowi ini kan presiden pimpinan negara, jadi kata-kata apapun yang di keluarkan beliau ibarat kita di kerajaan itu adalah titah, kalau beliau selip dalam menyebutkan sebuah kalimat, jangankan kalimat, kata saja itu bisa interpretasinya macam-macam, dan tidak hanya satu dua orang tapi seluruh masyarakat," kata Jovan.
Jovan mengatakan, menjadi tugas presiden untuk memastikan pemilu berjalan lancar jujur dan adil. Namun, diksi cawe-cawe yang dipilih disebut dapat diartikan sebagi upaya intervensi.
"Kalau pada tanggal 4 Mei dikatakan tidak akan cawe-cawe dan ditanggal 29 Mei beliau sendiri yang meralat akan cawe-cawe dalam konteks untuk menyelamatkan bangsa. Pertanyaanya kalau sebagai pimpinan negara dan beliau ingin pemilu ini berjalan lancar, demokratis, jujur dan adil itu memang tugas dan tanggung jawab beliau sebagai pemimpin negara," tuturnya.
"Tapi kalau kata-katanya diganti sebagai cawe-cawe maka jangan salahkan kami, jangan salahkan masyarakat awam, menginterpretasikannya sebagai intervensi, campur tangan dalam hal-hal yang sebenarnya bukan tanggung jawab beliau," sambungnya.
Ia juga menilai kata cawe-cawe dapat menimbulkan kekhawatiran publik. Salah satunya dengan dugaan memanfaatkan kekuasaan untuk mendapat hasil pemilu sesuai keinginan Jokowi.
"Kata-kata cawe-cawe ini kan membuat kekhawatiran bagi publik, jangan-jangan istilah ini bisa memanfaatkan aparatur negara, bisa memanfaatkan kekuasaan, bisa memanfaatkan daya yang dimiliki pemimpin negara untuk mendapatkan hasil pemilu yang beliau inginkan. Kembali saya fokus pada kata cawe-cawe ini, kalau tidak mengenakan kata cawe-cawe maka bagi kami memang sudah sewajarnya sebagai pemimpin negara tugas dan tunggung jawab beliau untuk menjaga pemilu 2024 berjalan damai, demokratis," tuturnya.
Sebelumnya, 4 Mei 2023, saat Jokowi di Sarinah, Jakarta Pusat, dia menyatakan tidak caw-cawe urusan Capres 2024. Pertemuannya dengan enam ketum parpol sebelumnya adalah diskusi politik saja.
"Cawe-cawe? He..he..he.. bukan cawe-cawe. Itu diskusi aja kok, kok cawe-cawe. Diskusi, saya tadi sudah sampaikan saya ini kan juga pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe," kata Jokowi di Sarinah, saat itu.
Pada 29 Mei 2023, saat Jokowi di Istana Negara, dia mengatakan akan cawe-cawe demi bangsa dan negara. Namun dia menjelaskan, pengertian cawe-cawe ini dalam arti positif.
"Demi bangsa dan negara saya akan cawe-cawe, tentu saja dalam arti yang positif," ucap Jokowi di Istana Negara, Senin (29/5).
"Saya tidak akan melanggar aturan, tidak akan melanggar undang-undang, dan tidak akan mengotori demokrasi," kata Jokowi
(dwia/dnu)