Presiden Venezuela Nicolas Maduro menegaskan bahwa negaranya "tidak terkalahkan" di tengah ketegangan yang semakin meningkat dengan Amerika Serikat (AS) dan Presiden Donald Trump. Dalam pesan terbarunya, Maduro mengatakan bahwa AS tidak akan dapat mengalahkan Venezuela.
Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah AS, dalam beberapa bulan terakhir, memperluas operasi militer di seluruh kawasan Amerika Latin yang diklaim bertujuan untuk memberantas kartel narkoba dan menghentikan rute perdagangan narkotika, yang diklaim terkait dengan Maduro.
Washington mengerahkan personel Marinir, kapal-kapal perang, sejumlah jet tempur dan pesawat pengebom, kapal selam bertenaga nuklir, serta drone militer, ke kawasan Karibia, tepatnya ke dekat wilayah Venezuela, sejak Agustus lalu.
Pengerahan militer semacam itu memicu spekulasi soal rencana serangan AS terhadap Venezuela, dengan tujuan menggulingkan rezim Maduro.
Mengenai kemungkinan intervensi AS di Venezuela, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (26/11/2025), Maduro yang berbicara dalam sebuah program televisi setempat menyampaikan rasa terima kasih kepada "semua orang yang telah dengan berani mendukung" negaranya.
"Meskipun perang psikologis dan politik yang telah kita alami selama berbulan-bulan, kita menerima pesan-pesan dukungan yang tak terlukiskan jumlahnya," kata Maduro dalam pernyataannya pada Selasa (25/11) waktu setempat.
Pernyataan ini mencuat setelah laporan sejumlah media, terutama Axios, menyebut dialog antara Maduro dan Trump sedang dalam tahap perencanaan. Trump dilaporkan telah memberitahu para penasihatnya soal keinginannya berdialog langsung dengan Maduro di tengah ketegangan yang meningkat.
(nvc/ita)