Presiden Ekuador Daniel Noboa mengungkapkan adanya upaya pembunuhan dirinya. Dia mengatakan bahwa seorang penyerang tak dikenal telah mencoba meracuninya dengan cokelat dan selai yang dicampur bahan kimia, yang diberikan kepadanya di sebuah acara publik.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (24/10/2025), Noboa mengatakan kepada CNN, bahwa keberadaan tiga zat beracun "berkonsentrasi tinggi" dalam kudapan tersebut "tidak mungkin terjadi secara tidak sengaja." Dia mengatakan bahwa timnya memiliki bukti untuk mendukung klaimnya.
Presiden berusia 37 tahun itu mengatakan zat beracun tersebut tidak mungkin berasal dari produk itu sendiri atau kemasannya.
Badan militer yang bertanggung jawab atas keamanannya telah mengajukan pengaduan kepada jaksa penuntut.
Ini adalah kedua kalinya pemerintahan Noboa menuduh adanya upaya pembunuhan terhadapnya, di tengah aksi-aksi protes anti-pemerintah yang dilakukan oleh penduduk asli dan meningkatnya kejahatan.
Awal bulan ini, pemerintah mengatakan bahwa kendaraan yang dinaiki Noboa terdapat bekas tembakan setelah iring-iringan mobilnya diserang oleh sekelompok pengunjuk rasa yang melempar batu. Para demonstran tersebut marah atas kenaikan harga bahan bakar.
Menteri Pertahanan Gian Carlo Loffredo menyebutnya sebagai "upaya pembunuhan."
Tidak ada bukti yang diajukan dari tempat kejadian perkara, seperti selongsong peluru. Noboa selamat tanpa cedera.
Organisasi masyarakat adat terbesar di negara itu, yang disebut Conaie, telah memblokir jalan -- termasuk di provinsi Pichincha di Quito, ibu kota Ekuador -- sejak 22 September karena melonjaknya harga bahan bakar.
(ita/ita)