Hamas Janji Bebaskan Sandera Israel Sebelum Trump Mulai KTT Damai di Mesir

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 12 Okt 2025 10:18 WIB
Ilustrasi bendera Palestina (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)
Gaza -

Hamas berjanji membebaskan sandera Israel yang ditawan di Gaza pada Senin pagi besok. Seorang pejabat tinggi dari kelompok militan Palestina itu para sandera mulai dibebaskan sebelum Presiden AS Donald Trump memimpin KTT internasional di Mesir yang membahas kesepakatan perdamaian.

Dilansir AFP, Minggu (12/10/2025), Hamas akan membebaskan para sandera sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Israel. Pihak Israel meyakini 20 orang di antaranya masih hidup. Pembebasan sandera itu akan dibalas dengan pembebasan 2.000 tahanan Palestina oleh Israel.

"Menurut perjanjian yang ditandatangani, pertukaran tahanan akan dimulai pada Senin pagi sesuai kesepakatan," kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada AFP.

Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan memimpin KTT yang dihadiri lebih dari 20 negara di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh pada Senin (13/10) sore. Pertemuan bertujuan mengakhiri perang di Jalur Gaza, Palestina, meningkatkan upaya mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah dan mengawali era baru keamanan dan stabilitas regional.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyatakan akan hadir. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, PM Italia Giorgia Miloni, PM Spanyol Pedro Sanchez dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berencana hadir.

Belum ada kabar langsung mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan hadir. Anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, mengatakan pihaknya tidak akan berpartisipasi karena telah 'bertindak terutama melalui mediator Qatar dan Mesir' selama perundingan.

Terlepas dari terobosan yang tampak jelas, para mediator masih memiliki tugas yang rumit untuk mengamankan solusi politik jangka panjang yang akan membuat Hamas menyerahkan senjata dan mundur dari pemerintahan di Gaza. Badran mengatakan tahap kedua dari rencana Trump 'mengandung banyak kerumitan dan kesulitan' sementara seorang pejabat Hamas yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan pelucutan senjata 'tidak mungkin dilakukan'.




(haf/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork