Hamas Janji Bebaskan Sandera Israel Sebelum Trump Mulai KTT Damai di Mesir

Hamas Janji Bebaskan Sandera Israel Sebelum Trump Mulai KTT Damai di Mesir

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 12 Okt 2025 10:18 WIB
A Pro-Palestinian supporter waves a Palestinian flag during a National March for Palestine in central London on February 17, 2024. The health ministry in Hamas-run Gaza said on February 17, 2024 that at least 28,858 people have been killed in the territory during the war between Palestinian militants and Israel. The war was triggered by Hamass October 7 attack on Israel, which resulted in the deaths of around 1,160 people, according to an AFP tally based on official figures. (Photo by JUSTIN TALLIS / AFP)
Ilustrasi bendera Palestina (Foto: AFP/JUSTIN TALLIS)
Gaza -

Hamas berjanji membebaskan sandera Israel yang ditawan di Gaza pada Senin pagi besok. Seorang pejabat tinggi dari kelompok militan Palestina itu para sandera mulai dibebaskan sebelum Presiden AS Donald Trump memimpin KTT internasional di Mesir yang membahas kesepakatan perdamaian.

Dilansir AFP, Minggu (12/10/2025), Hamas akan membebaskan para sandera sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Israel. Pihak Israel meyakini 20 orang di antaranya masih hidup. Pembebasan sandera itu akan dibalas dengan pembebasan 2.000 tahanan Palestina oleh Israel.

"Menurut perjanjian yang ditandatangani, pertukaran tahanan akan dimulai pada Senin pagi sesuai kesepakatan," kata pejabat Hamas Osama Hamdan kepada AFP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi akan memimpin KTT yang dihadiri lebih dari 20 negara di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh pada Senin (13/10) sore. Pertemuan bertujuan mengakhiri perang di Jalur Gaza, Palestina, meningkatkan upaya mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah dan mengawali era baru keamanan dan stabilitas regional.

ADVERTISEMENT

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyatakan akan hadir. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, PM Italia Giorgia Miloni, PM Spanyol Pedro Sanchez dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berencana hadir.

Belum ada kabar langsung mengenai apakah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan hadir. Anggota biro politik Hamas, Hossam Badran, mengatakan pihaknya tidak akan berpartisipasi karena telah 'bertindak terutama melalui mediator Qatar dan Mesir' selama perundingan.

Terlepas dari terobosan yang tampak jelas, para mediator masih memiliki tugas yang rumit untuk mengamankan solusi politik jangka panjang yang akan membuat Hamas menyerahkan senjata dan mundur dari pemerintahan di Gaza. Badran mengatakan tahap kedua dari rencana Trump 'mengandung banyak kerumitan dan kesulitan' sementara seorang pejabat Hamas yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan pelucutan senjata 'tidak mungkin dilakukan'.

Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan Trump, Israel akan melakukan penarikan pasukannya secara bertahap dari kota-kota di Gaza. Israel akan digantikan oleh pasukan multinasional dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab yang dikoordinasikan oleh pusat komando pimpinan AS di Israel.

Pada Sabtu (11/10), Kepala Komando Pusat AS (CENTCOM) Laksamana Brad Cooper, utusan Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan menantu Trump, Jared Kushner, telah mengunjungi Gaza. Witkoff, Kushner, dan putri Trump, Ivanka, kemudian melanjutkan perjalanan ke Tel Aviv untuk menghadiri pertemuan dengan keluarga para sandera Israel di mana massa meneriakkan 'Terima kasih Trump'.

Einav Zangauker, yang putranya, Matan, merupakan salah satu dari sekitar 20 sandera yang diyakini masih hidup, mengatakan 'Kami akan terus berteriak dan berjuang sampai semua orang pulang'.

Hamas memiliki waktu hingga Senin siang untuk menyerahkan 47 sandera yang tersisa -- hidup dan mati -- dari 251 sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober 2023 yang menyebabkan kematian 1.219 orang di Israel. Jenazah sandera yang ditahan di Gaza sejak 2014 juga diperkirakan akan dikembalikan.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 250 tahanan, termasuk beberapa yang menjalani hukuman seumur hidup atas serangan anti-Israel yang mematikan dan 1.700 warga Gaza yang ditahan oleh militer sejak perang pecah. Dinas penjara Israel mengatakan mereka telah memindahkan 250 tahanan keamanan nasional ke dua penjara sebelum penyerahan.

Serangan Israel yang diklaim sebagai balasan terhadap Hamas telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah di Gaza. Serangan itu menewaskan lebih dari 67 ribu orang di Gaza, menyebabkan ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang mengungsi hingga kelaparan.

Tonton juga video "Terpopuler Sepekan: Timnas Indonesia hingga Gencatan Senjata di Gaza" di sini:

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads