Khawatir Serangan Darat Israel, Ribuan Warga Tinggalkan Kota Gaza

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 19 Agu 2025 09:06 WIB
Tank militer Israel di Gaza (Foto: dok. Reuters)
Jakarta -

Khawatir akan serangan darat Israel yang akan segera terjadi, ribuan warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di wilayah timur Kota Gaza, yang terus-menerus dibombardir Israel. Mereka pergi menuju titik-titik lokasi di barat dan selatan wilayah yang hancur karena perang tersebut.

Rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza telah menimbulkan kekhawatiran di luar negeri dan di dalam negeri. Ratusan ribu warga Israel pada hari Minggu (18/8) menggelar beberapa aksi protes terbesar sejak perang dimulai, mendesak kesepakatan untuk mengakhiri perang dan membebaskan 50 sandera yang masih ditawan di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Kota Gaza sebagai benteng perkotaan besar terakhir bagi kelompok Hamas. Namun, dengan Israel yang telah menguasai 75 persen wilayah Gaza, militer Israel telah memperingatkan bahwa perluasan serangan dapat membahayakan sandera yang masih hidup. Juga akan menyeret pasukan Israel ke dalam perang gerilya yang berkepanjangan dan mematikan.

Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Selasa (19/8/2025), Kota Gaza, banyak warga Palestina juga telah menyerukan protes segera untuk menuntut diakhirinya perang, dan agar Hamas mengintensifkan perundingan untuk mencegah serangan darat Israel.

Serangan tank-tank lapis baja Israel ke Kota Gaza dapat menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi, banyak di antaranya telah mengungsi berkali-kali selama perang.

Ahmed Mheisen, manajer penampungan Palestina di Beit Lahiya, pinggiran kota yang hancur akibat perang dan berbatasan dengan Kota Gaza bagian timur, mengatakan bahwa 995 keluarga telah meninggalkan daerah itu dalam beberapa hari terakhir.

Dengan ancaman serangan darat Israel, Mheisen memperkirakan jumlah tenda yang dibutuhkan untuk penampungan darurat mencapai 1,5 juta unit. Sementara Israel hanya mengizinkan 120.000 tenda masuk ke wilayah tersebut selama gencatan senjata pada Januari-Maret lalu.




(ita/ita)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork