Sayap bersenjata Hamas mendesak militer Israel untuk menghentikan sementara serangan udara dan mundur dari sebagian Kota Gaza. Hal ini diminta seiring kelompok bersenjata tersebut tengah berupaya menemukan dua sandera Israel yang dilaporkan telah hilang kontak.
"Nyawa kedua tahanan berada dalam bahaya nyata, dan pasukan (Israel) harus segera mundur ke Jalan 8 di selatan dan menghentikan operasi udara selama 24 jam mulai pukul 18.00 hari ini untuk memungkinkan upaya penyelamatan para tahanan," tulis sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (28/9) waktu setempat, dilansir Al Arabiya dan AFP, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengumuman sebelumnya, kelompok bersenjata tersebut mengatakan hilangnya kontak disebabkan oleh operasi militer Israel di dua permukiman di selatan Kota Gaza selama 48 jam terakhir, di mana pasukan Israel telah meningkatkan serangan udara dan darat.
Sejak melancarkan serangannya di Kota Gaza, militer Israel telah berulang kali memerintahkan warga Palestina untuk bergerak ke selatan.
Sebelumnya, saat berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk "menyelesaikan tugasnya" melawan Hamas, meskipun mendapat kecaman internasional yang tajam menyusul meningkatnya serangan.
Perang di Gaza terjadi menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang mengakibatkan tewasnya 1.219 orang di pihak Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan Israel.
Dari 251 orang yang diculik selama serangan itu, 47 orang masih disandera di Gaza, termasuk 25 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 66.005 orang, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Tonton juga video "Korban Tewas di Gaza Tembus 66.005 Orang" di sini:
(ita/ita)