Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, ribut dengan panglima militer Israel, Eyal Zamir, soal rencana menguasai seluruh Jalur Gaza. Netanyahu mendukung rencana tersebut, sedangkan Zamir memberikan penolakan.
Zamir yang secara resmi menjabat sebagai Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel (IDF), atau yang juga disebut sebagai panglima militer Israel, berargumen bahwa langkah semacam itu merupakan "jebakan" bagi IDF dan bisa membahayakan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Demikian seperti dilansir The Times of Israel, Rabu (6/8/2025).
Netanyahu dan Zamir, menurut laporan sejumlah media berbahasa Ibrani, juga berselisih soal postingan media sosial X dari anak laki-laki Netanyahu, Yair, yang tidak memegang jabatan pemerintahan. Yair mengecam Zamir dan menuduh dia berada di balik "pemberontakan dan upaya kudeta militer".
Zamir menolak tuduhan tersebut dengan, menurut televisi publik Kan, mengatakan dalam rapat dengan Netanyahu: "Bagaimana menurut Anda? Mengapa kalian menyerang saya? Mengapa Anda berbicara menentang saya di tengah perang?"
Dalam perselisihan itu, Netanyahu dilaporkan menjawab: "Jangan mengancam untuk mundur di media. Saya tidak bisa menerima setiap kali Anda mengancam bahwa jika kami tidak menerima rencana Anda, Anda akan mundur. Putra saya berusia 33 tahun, dia sudah dewasa."
Zamir telah berulang kali berselisih dengan kabinet pemerintahan Netanyahu, dengan sumber-sumber di kantor PM Israel mengatakan bahwa jika Zamir keberatan dengan rencana menduduki Jalur Gaza sepenuhnya, maka dia bisa mengundurkan diri.
Cekcok terbaru antara Netanyahu dan Zamir itu dilaporkan terjadi dalam rapat selama tiga jam yang dihadiri sekelompok kecil menteri Israel, menjelang pemungutan suara kabinet untuk menyetujui rencana pendudukan Jalur Gaza. Netanyahu dilaporkan memutuskan untuk melanjutkan pendudukan Gaza -- tuntutan lama dari mitra koalisi sayap kanannya -- saat negosiasi dengan Hamas menemui jalan buntu.
(nvc/ita)