Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan ancaman serius kepada Rusia bila tak segera menyetop perang di Ukraina. Ancaman tersebut berupa tarif 100 persen.
Ancaman itu, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, Selasa (15/7/2025), dilontarkan Trump saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Ruang Oval Gedung Putih pada Senin (14/7) waktu setempat.
Saat berbicara kepada wartawan dengan didampingi Rutte, Trump mengatakan dirinya "sangat, sangat tidak puas" dengan Rusia dan merasa kecewa dengan Presiden Vladimir Putin.
"Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan dua bulan lalu, tetapi tampaknya itu tidak akan tercapai," ucapnya.
"Jadi, berdasarkan hal itu, kita akan menerapkan tarif sekunder. Jika kita tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari, itu sangat mudah -- dan tarifnya akan mencapai 100%," tegas Trump dalam pernyataannya.
Yang dimaksud "tarif sekunder" oleh Trump adalah tarif yang menargetkan mitra dagang Rusia yang tersisa, yang berarti ini merupakan upaya untuk melumpuhkan kemampuan Moskow bertahan dari sanksi Barat yang sudah sangat berat.
Menyebut perang Ukraina yang dimulai Februari 2022 sebagai "perangnya (Joe) Biden", Trump mengatakan: "Saya ingin perang ini berakhir. Itu bukan perang saya... Saya berusaha untuk mengeluarkan Anda dari perang ini."
Dalam pertemuan dengan Rutte di Gedung Putih, Trump juga mengumumkan bahwa AS akan memasok senjata kepada Ukraina melalui NATO. Namun dia menambahkan bahwa sekutu-sekutu Eropa yang akan menanggung seluruh biayanya.
"Kita mencapai kesepakatan hari ini ... Kita akan mengirimkan senjata kepada mereka, yang akan mereka bayar. Amerika Serikat tidak akan menerima pembayaran apa pun. Kita tidak membelinya, tetapi kita akan memproduksinya, dan mereka yang akan membayarnya," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
(isa/isa)