Kesederhanaan Paus Fransiskus selama memimpin Gereja Katolik sedunia terbawa hingga akhir hayatnya. Paus Fransiskus ingin peti jenazah dan makamnya sederhana saja, tanpa hiasan.
Sebagaimana diketahui, meninggalnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, yang merupakan Camerlengo Vatikan -- kepala rumah tangga kepausan Vatikan -- dalam pernyataan video via saluran televisi Vatikan. Farrell menyebut Paus Fransiskus "telah pulang ke rumah Bapa" pada Senin (21/4) pagi, sekitar pukul 07.35 waktu setempat.
Kepergian Fransiskus yang menjadi Paus pertama dari Amerika Latin pada tahun 2013 lalu, dan merupakan salah satu Paus tertua dalam sejarah Gereja Katolik Roma, terjadi beberapa pekan setelah dia keluar dari rumah sakit di Roma usai berjuang melawan pneumonia yang mengancam nyawa di kedua paru-parunya.
Berpulangnya sosok pemimpin umat Katolik sedunia ini mendorong dimulainya prosedur untuk memilih pemimpin baru. Proses bernama "Papal Interregnum" -- periode antara meninggalnya seorang Paus dan terpilihnya Paus lainnya -- resmi dimulai ketika Paus Fransiskus meninggal.
Semua kardinal Gereja Katolik dari seluruh dunia yang berusia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Vatikan untuk memilih pengganti Fransiskus.
Biasanya diperlukan waktu antara dua minggu hingga tiga minggu untuk memilih seorang Paus yang baru, setelah pendahulunya meninggal. Waktu pemilihan bisa sedikit lebih lama jika para kardinal kesulitan untuk menyetujui satu kandidat yang sama.
Selain itu, diketahui bahwa Paus Fransiskus mewasiatkan agar dirinya dimakamkan secara sederhana saja.
Bagaimana isi wasiatnya? Baca halaman selanjutnya.
(rdp/rdp)