Ukraina marah pada media terkemuka Amerika Serikat (AS), Fox News, yang menyebut ibu kotanya, Kyiv, sebagai "kota Rusia". Otoritas Kyiv menuntut permintaan maaf dari Fox News, dan meminta dilakukannya penyelidikan atas siaran kontroversialnya pada saat Hari Paskah kemarin.
Sejumlah media lokal Ukraina, termasuk kantor berita RBC-Ukraine, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (21/4/2025), melaporkan bahwa Fox News menayangkan rekaman kebaktian Paskah yang berlangsung di seluruh dunia, termasuk kebaktian di Moskow yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Stasiun televisi yang berbasis di New York itu juga membagikan rekaman kebaktian yang berlangsung di ibu kota Ukraina, yang awalnya melabeli kebaktian itu digelar di "Kyiv, Ukraina".
Namun kemudian teks pada layar tiba-tiba berubah menjadi "Kyiv, Rusia", yang dilaporkan ditayangkan selama sekitar 20 menit sebelum diperbaiki.
"Jika ini ada kesalahan dan bukan pernyataan politik yang disengaja, harus ada permintaan maaf dan penyelidikan terhadap siapa yang melakukan kesalahan itu," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, dalam pernyataannya via media sosial X.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan terpisah via X, berterima kasih kepada media massa karena telah "berbagi kebenaran tentang apa yang terjadi" di tengah gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Putin sehari sebelumnya.
"Daripada menyiarkan ibadah keagamaan dari Moskow, fokusnya seharusnya pada tekanan kepada Moskow agar benar-benar berkomitmen pada gencatan senjata penuh dan mempertahankannya setidaknya selama 30 hari setelah Paskah -- untuk memberikan kesempatan nyata bagi diplomasi," kata Zelensky.
Simak Video 'Ukraina Minta Rusia Setop Serang Infrastruktur Sipil Selama 30 Hari':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)