Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah bahwa negaranya akan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan di Ukraina, seiring perang kedua negara memasuki tahun ketiga.
"Kebenaran ada di pihak kita. Semua tujuan yang ditetapkan akan tercapai," cetus Putin dalam pesan video terbarunya, seperti dilansir AFP, Senin (30/9/2024).
Pesan video itu dirilis pada Senin (30/9) untuk menandai peringatan dua tahun, untuk apa yang disebut Rusia sebagai "Hari Reunifikasi" ketika Moskow mencaplok empat wilayah Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mengirimkan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, Rusia menganeksasi secara sepihak wilayah Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia dan Kherson, yang semuanya merupakan bagian wilayah Ukraina. Aneksasi ditetapkan meskipun pasukan Moskow tidak sepenuhnya menguasai keempat wilayah tersebut.
Dalam pernyataan via video, Putih menyampaikan kembali pembenarannya dalam mengerahkan pasukan ke Ukraina, yakni untuk melindungi para warga berbahasa Rusia di negara tersebut dari "kediktatoran neo-Nazi" yang bertujuan "memisahkan mereka selamanya dari Rusia, tanah air bersejarah mereka".
Putin juga mengecam "para elite Barat" yang dituduhnya telah "mengubah Ukraina menjadi koloni mereka, pangkalan militer yang ditujukan ke Rusia" dan yang mengobarkan "kebencian, nasionalisme radikal... permusuhan terhadap segala sesuatu yang berbau Rusia".
"Hari ini kita berjuang demi masa depan yang aman, sejahtera bagi anak cucu kita," tegasnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sumpah Putin mencapai semua tujuan di Ukraina ini dilontarkan setelah Kremlin, pada Kamis (26/9) lalu, mengatakan bahwa pembaruan doktrin nuklir akan memungkinkan Rusia menggunakan senjata nuklir terhadap negara non-nuklir. Kremlin menyebut bahwa hal itu harus dilihat sebagai peringatan bagi Barat.
"Sebuah sinyal yang memperingatkan negara-negara ini akan konsekuensinya jika mereka terlibat dalam serangan terhadap negara kita dengan berbagai cara, tidak harus dengan nuklir," ucap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat berbicara kepada wartawan pekan lalu.
Penjelasan Peskov itu disampaikan setelah pada Rabu (25/9), Putin mengumumkan rencana memperluas aturan penggunaan senjata nuklir Rusia, yang memungkinkan negara itu melancarkan respons nuklir jika terjadi serangan udara "besar-besaran".
Rencana yang diumumkan Putin itu akan mengizinkan Moskow untuk merespons dengan senjata nuklir terhadap negara-negara non-nuklir, yang tidak memiliki senjata nuklir, namun didukung negara kekuatan nuklir -- sebuah referensi jelas untuk Ukraina dan negara pendukungnya di Barat.
Tonton Video: Danny Pomanto Dedikasi 'Anak Lorong' Untuk Kota Makassar