Putin Harap Senjata Nuklir Tak Perlu Digunakan dalam Perang di Ukraina

Putin Harap Senjata Nuklir Tak Perlu Digunakan dalam Perang di Ukraina

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 05 Mei 2025 11:41 WIB
In this pool photograph distributed by Russian state agency Sputnik, Russias President Vladimir Putin (L) and Moscow Mayor Sergei Sobyanin attend an Orthodox Easter service at the Christ the Saviour Cathedral in Moscow early on April 20, 2025. (Photo by Ramil SITDIKOV / POOL / AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: AFP/RAMIL SITDIKOV)
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia memiliki kekuatan dan sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan perang di Ukraina, meskipun ia berharap tidak perlu menggunakan senjata nuklir.

Putin mengerahkan ribuan tentara Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, yang memicu konflik darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, dan konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak Perang Dingin.

Ratusan ribu tentara telah tewas atau terluka dalam perang itu. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri "pertumpahan darah" tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah film di televisi pemerintah tentang seperempat abad Putin sebagai pemimpin tertinggi Rusia yang berjudul "Rusia, Kremlin, Putin, 25 tahun," Putin ditanya oleh seorang reporter tentang risiko eskalasi nuklir dari perang Ukraina.

"Mereka ingin memprovokasi kita sehingga kita melakukan kesalahan," kata Putin, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (5/5/2025).

ADVERTISEMENT

"Tidak perlu menggunakan senjata tersebut ... dan saya harap itu tidak akan diperlukan," imbuh Putin.

"Kita memiliki cukup kekuatan dan sarana untuk membawa apa yang dimulai pada tahun 2022 ke penyelesaian logis dengan hasil yang dibutuhkan Rusia," ujar pemimpin Rusia itu.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri "pertumpahan darah" akibat perang Rusia dan Ukraina. Trump telah memberi isyarat selama berminggu-minggu bahwa ia frustrasi dengan kegagalan Moskow dan Kyiv untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang.

Sebelumnya, mantan Direktur CIA William Burns mengatakan pada akhir tahun 2022, bahwa ada risiko nyata Rusia dapat menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina. Pernyataan ini telah dibantah oleh Moskow.

Putin, mantan letnan kolonel KGB yang diangkat menjadi presiden pada tahun 1999 oleh Boris Yeltsin yang sedang sakit, adalah pemimpin Kremlin yang menjabat paling lama sejak Josef Stalin, yang memerintah selama 29 tahun hingga kematiannya pada tahun 1953.

Simak juga Video 'Mencekam! Suasana Usai Drone Rusia Serang Permukiman di Ukraina':

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads