Sebuah pengadilan di Grozny, ibu kota wilayah Chechnya, menjatuhkan hukuman 3,5 tahun penjara terhadap seorang pria Rusia yang terbukti bersalah melakukan aksi pembakaran Al-Qur'an tahun lalu.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (27/2/2024), laporan kantor berita TASS menyebut pria Rusia bernama Nikita Zhuravel (20) itu ditahan sejak Mei 2023 lalu berdasarkan undang-undang yang melarang tindakan yang menyinggung perasaan umat beragama, setelah dia melakukan aksi pembakaran Al-Qur'an.
Aksi provokatif itu dilakukan Zhuravel di luar sebuah masjid di Volgograd, yang berjarak 800 kilometer dari Grozny.
Namun, para penyelidik Rusia kemudian memindahkan kasus Zhuravel ke Chechnya, yang merupakan wilayah federal Rusia.
Komisi Investigasi Rusia, yang menangani tindak kejahatan berat, menjelaskan bahwa transfer kasus itu dilakukan karena pihaknya menerima banyak pesan dari warga Chechnya yang meminta untuk ditetapkan sebagai pihak yang dirugikan dalam kasus tersebut.
Chechnya memiliki populasi Muslim yang sangat besar di Rusia. Pemimpin Chechnya yang pro-Kremlin, Ramzan Kadyrov, menggambarkan dirinya sebagai pembela utama Islam di Rusia.
Kantor berita TASS menyebut Zhuravel telah mengaku bersalah atas tuduhan yang dijeratkan terhadapnya. Disebutkan juga bahwa dia berulang kali meminta maaf di pengadilan dan mengatakan dirinya tidak memikirkan konsekuensi tindakannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)