Pemerintah Arab Saudi menyatakan sangat prihatin dengan serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sejumlah target Houthi di Yaman. Riyadh menyerukan pihak-pihak yang bertikai untuk menahan diri.
Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (12/1/2024), otoritas Saudi dalam pernyataannya menyampaikan "keprihatinan besar" atas operasi militer yang dilakukan AS dan negara-negara sekutunya di Laut Merah, juga atas serangan udara terhadap beberapa lokasi di Yaman.
"Sementara Kerajaan (Saudi) menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Laut Merah, di mana kebebasan navigasi merupakan tuntutan internasional, dan kepentingan seluruh dunia, (Saudi) menyerukan untuk menahan diri dan menghindari eskalasi mengingat peristiwa yang terjadi di wilayah ini," demikian pernyataan otoritas Saudi seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency.
Pernyataan Saudi itu dirilis tak lama setelah AS dan Inggris mengumumkan serangan militer terhadap lebih dari selusin target terkait Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1) malam waktu setempat. Serangan itu disebut sebagai balasan atas rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Presiden Joe Biden, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa serangan AS dan Inggris itu menyusul serentetan 27 serangan Houthi, sejak 19 November tahun lalu, terhadap kapal-kapal di jalur laut internasional yang sibuk di Laut Merah.
Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin, yang masih dirawat di rumah sakit usai didiagnosis kanker prostat, menyebut serangan AS dan Inggris itu bertujuan untuk "mengganggu dan melemahkan" kemampuan Houthi dalam menargetkan jalur pelayaran internasional.
Austin menyatakan bahwa serangan itu menargetkan lokasi-lokasi terkait kemampuan serangan drone, rudal balistik dan rudal jelajah Houthi, juga terkait radar pesisir dan kemampuan pengawasan udara kelompok itu.
Simak juga Video 'DK PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)