Israel Sebut 5 Sandera Ditemukan Tewas di Terowongan di Jalur Gaza

Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 25 Des 2023 13:03 WIB
Ilustrasi terowongan Hamas (Foto: REUTERS/Amir Cohen)
Jakarta -

Militer Israel pada Minggu menyebut sebanyak 5 sandera Israel yang ditawan Hamas ditemukan tewas di jaringan terowongan bawah tanah di Jalur Gaza Utara. Militer Israel menunjukan rekaman video kamar mandi berlantai putih dan ruang kerja yang dihubungkan oleh beton gelap, lorong-lorong berjajar.

Dilansir Reuters, Senin (25/12/2023), publikasi tersebut menyisakan pertanyaan tentang bagaimana mereka meninggal. Sementara itu Juru Bicara Militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pemeriksaan mayat post-mortem masih tertunda.

"Kami akan memberi pengarahan kepada keluarga dan kemudian, tergantung pada apa yang mereka setujui, masyarakat," kata Hagari.

Sebanyak tiga tentara dan dua warga sipil termasuk di antara 240 orang yang dibawa ke Jalur Gaza oleh kelompok bersenjata Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang. Militer Israel mengumumkan pemulangan jenazah tersebut awal bulan ini.

Hamas pekan lalu menerbitkan video yang menunjukkan tiga sandera masih hidup di sebuah kamar tidur sempit, berubin putih, dan tanpa jendela, serta dilengkapi stopkontak listrik.

Dalam bahasa Ibrani yang ditujukan ke Israel, Hamas menyatakan, "Senjata militer Anda membunuh ketiganya."

Hamas sebelumnya mengatakan beberapa sandera tewas dalam penembakan Israel di Gaza. Hamas juga sempat mengancam akan mengeksekusi sandera.

Sementara itu, publikasi militer Israel pada Minggu muncul saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan memperdalam operasi dalam perang yang telah berlangsung hampir 12 minggu ini, yang telah menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara Barat yang juga mengkhawatirkan 129 sandera yang tersisa di Gaza.

Dalam video yang dirilis militer Israel menunjukkan para insinyurnya berada di jaringan terowongan yang gelap dan berdebu. Militer Israel menyebut terowongan tersebut memiliki dua lantai, satu di bawah 10 meter dan yang lainnya lebih dalam 'puluhan meter'.

Militer Israel menyebut satu terowongan menuju ke rumah Ahmad Al Ghandour, Kepala Brigade Hamas di Gaza Utara. Hamas menyatakan dia dan beberapa komandan lainnya tewas dalam aksi pada 26 November. Israel mengatakan mereka menjadi sasaran salah satu serangan udaranya.

Video tersebut menunjukkan bagian terowongan yang dilapisi ubin putih, serta kamar mandi berdesain serupa dengan pancuran dasar, toilet, dan wastafel, serta ruang kerja dengan meja sudut dan bangku. Satu terowongan memiliki dispenser air minum dan tumpukan peluru.

Namun video militer Israel tersebut tidak menyertakan gambar yang sesuai dengan kamar tidur para sandera yang ditampilkan dalam video Hamas, yang langit-langitnya tampak didesain berbeda meskipun juga dilapisi ubin putih.

Hamas Hilang Kontak dengan Kelompok Penanggungjawab 5 Sandera

Sementara itu, dilansir Anadolu Agensi, Senin (25/12/2023), pernyataan militer Israel yang mengumumkan bahwa mereka menemukan mayat lima sandera Israel dari sebuah terowongan di Jalur Gaza itu muncul sehari setelah sebelumnya kelompok Hamas menyatakan kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggungjawab atas 5 sandera tersebut.

Sebelumnya, Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka kehilangan kontak dengan kelompok yang bertanggung jawab atas lima sandera Israel. Selain itu Brigade Al-Qassam mengatakan para sandera tersebut mungkin terbunuh dalam serangan Israel.

Militer Israel mengatakan telah menemukan jaringan terowongan di wilayah Jabalia, Jalur Gaza Utara, dan menemukan 5 jenazah sandera Israel.

"Pasukan Israel telah menemukan jaringan terowongan di wilayah Jabalia, Jalur Gaza utara, dan mengambil mayat lima sandera Israel yang terbunuh di sana," kata juru bicara militer Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan.

Tiga dari lima sandera ini sebelumnya ditampilkan dalam video yang dirilis Brigade Al-Qassam beberapa hari lalu.

Dalam video tersebut, para sandera mendesak pemerintah Israel untuk tidak membiarkan mereka disandera.

"Militer bermaksud untuk memperluas operasinya di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, dengan tujuan untuk mendapatkan kendali atas kota tersebut," kata Hagari.

Hagari menambahkan bahwa hal ini "mungkin memerlukan banyak waktu."

Hagari menggambarkan serangan darat di Jalur Gaza sebagai sesuatu yang "kompleks". "Tidak mungkin untuk membubarkan Hamas tanpa adanya korban di pihak kami," kata Hagari.

Lihat juga Video 'Kala Anak-anak di Jalur Gaza Bawa Ember-Panci Demi Dapat Makanan':






(yld/gbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork