Kelompok Hamas dilaporkan terbuka untuk kembali memperpanjang gencatan senjata dengan Israel menjelang berakhirnya perpanjangan terbaru pada Jumat (1/12) pagi waktu setempat. Amerika Serikat (AS), salah satu mediator dalam kesepakatan antara Israel-Hamas, juga menyerukan agar jeda pertempuran terus berlanjut.
Namun sejauh ini, belum ada indikasi soal perpanjangan gencatan senjata dari pemerintah Israel.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (1/12/2023), gencatan senjata yang telah berlangsung selama tujuh hari terakhir memungkinkan pembebasan puluhan sandera Israel yang ditukar dengan lebih dari 200 tahanan Palestina. Bantuan kemanusiaan juga terus mengalir masuk ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Seorang sumber yang dekat dengan Hamas menuturkan kepada AFP pada Kamis (30/12) waktu setempat bahwa kelompok militan Palestina itu 'bersedia untuk memperpanjang gencatan senjata'.
"Para mediator saat ini sedang melakukan upaya-upaya yang kuat, intens dan berkelanjutan untuk satu hari tambahan dalam gencatan senjata, dan kemudian berupaya untuk memperpanjangnya lagi untuk hari-hari berikutnya," ucap sumber yang dikutip AFP tersebut.
Namun hingga Jumat (1/12) pagi waktu setempat, tidak ada tanda-tanda ataupun indikasi soal apakah kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan untuk memperpanjang lebih lanjut gencatan senjata untuk hari kedelapan.
Gencatan senjata, yang dijadwalkan berakhir pada Jumat (1/12) pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat, telah menghentikan pertempuran yang dimulai 7 Oktober lalu ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel. Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 240 orang disandera usai serangan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Lagi, Hamas-Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata di Gaza':
(nvc/ita)