India berencana untuk mengganti nama resminya. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi kemungkinan akan mengajukan resolusi pergantian nama itu dalam sidang khusus parlemen yang digelar dua pekan mendatang. Apa nama resmi baru India nantinya?
Seperti dilansir The Economic Times, Kamis (7/9/2023), rencana pergantian nama resmi India terungkap setelah undangan jamuan makan malam kenegaraan KTT G20 yang dikirimkan Presiden India Droupadi Murmu pekan ini menyebutkan jabatannya sebagai 'Presiden Bharat', bukan 'Presiden India'.
Pemimpin Kongres India, Jairam Ramesh, dalam pernyataannya mengonfirmasi hal tersebut. Dilaporkan The Economic Times bahwa pemerintahan Modi akan mengajukan resolusi pergantian nama resmi India menjadi 'Bharat' dalam sidang khusus parlemen pada 18-22 September mendatang.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (7/9/2023):
- Rusia Berang AS Kirim Peluru Uranium ke Ukraina: Tidak Manusiawi!
Pemerintah Amerika Serikat akan mengirimkan amunisi tank yang mengandung uranium terdeplesi ke Ukraina. Kedutaan Rusia di Washington, AS mengecam hal itu dan menyebutnya sebagai "tanda jelas ketidakmanusiawian".
Peluru uranium kontroversial tersebut merupakan bagian dari bantuan militer dan kemanusiaan senilai lebih dari $1 miliar untuk Ukraina, yang diumumkan oleh Amerika Serikat pada Rabu (6/9) waktu setempat.
Peluru 120 milimeter tersebut ditujukan untuk tank M1 Abrams, yang diperkirakan akan dikirim ke Ukraina sebelum akhir tahun 2023.
Keputusan AS tersebut "adalah tanda jelas ketidakmanusiawian", kata kedutaan Rusia di Telegram, dikutip kantor berita AFP, Kamis (7/9/2023).
- PM Modi Dikritik soal Ganti Nama India: Negara Bukan Milik Partai!
Upaya pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi untuk mengganti nama India menuai kritikan, terutama dari oposisi. Upaya yang didukung banyak politisi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang kini berkuasa di India dinilai sebagai upaya pemerintah mengalihkan perhatian rakyat dari persoalan penting di negara itu.
Seperti dilansir The Economic Times, Kamis (7/9/2023), rencana pergantian nama resmi India terungkap setelah undangan jamuan makan malam kenegaraan KTT G20 yang dikirimkan Presiden India Droupadi Murmu pekan ini menyebutkan jabatannya sebagai 'Presiden Bharat', bukan 'Presiden India'.
Laporan The Economic Times menyebut bahwa pemerintahan Modi akan mengajukan resolusi pergantian nama resmi India menjadi 'Bharat' dalam sidang khusus parlemen pada 18-22 September mendatang.
Perdebatan soal pergantian nama resmi India itu juga diketahui mencuat setelah BJP menyerang blok oposisi terbaru bernama INDIA, kependekan dari Indian National Developmental Inclusive Alliance atau Aliansi Inklusif Pembangunan Nasional India.
- Armenia Akan Latihan Militer Bersama AS, Rusia Ditinggal?
Armenia akan menjadi tuan rumah latihan militer bersama dengan pasukan Amerika Serikat pada minggu depan. Sebuah sinyal terbaru dari menjauhnya negara bekas republik Uni Soviet tersebut dari sekutu lamanya, Rusia.
(ita/ita)