Sedikitnya 34 orang hilang setelah tanah longsor melanda sebuah tambang giok di wilayah terpencil Myanmar. Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (14/8/2023), insiden ini terjadi pada Minggu (13/8) di luar wilayah Hpakant, Kachin bagian utara, atau di dekat lokasi ratusan penambang tertimbun dalam longsor tahun 2020 lalu. Hpakant yang terpencil diketahui berjarak 950 kilometer dari Yangon, kota terbesar di Myanmar.
Hpakant merupakan pusat dari industri tambang giok terbesar di dunia dan paling menguntungkan. Longsor kali ini terjadi saat sebagian besar wilayah Myanmar diguyur hujan lebat dan dilanda banjir.
Industri tambang batu giok yang sangat menguntungkan memang tidak memiliki regulasi resmi di Myanmar. Tidak sedikit pekerja migran menghadapi situasi berbahaya dan seringkali mengalami insiden mematikan saat bekerja di tambang giok setempat.
Pemimpin tim penyelamat lokal yang mengoordinasikan upaya pencarian, menuturkan kepada Associated Press, pada Senin (14/8) bahwa lebih dari 30 penambang sedang melakukan penggalian di lokasi saat longsor terjadi pada Minggu (13/8) sore. Mereka dilaporkan tersapu timbunan longsor hingga jatuh ke dalam danau.
Menurut tim penyelamat lokal itu, yang namanya dirahasiakan, sekitar 34 orang dikonfirmasi hilang dan para petugas penyelamat sedang melakukan pencarian di area danau yang ada di area tambang giok itu.
Sementara laporan AFP, yang mengutip salah satu petugas penyelamat di lokasi menyebut 25 orang hilang akibat longsor.
"Sekitar 25 orang hilang. Kami belum mendapatkan daftar detail karena sulit untuk sampai ke sini," tutur salah satu petugas penyelamat, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada AFP di lokasi insiden.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Penampakan Longsor-Banjir Bandang di China yang Tewaskan 21 Orang':
(nvc/ita)