Tanah Longsor Terjang Tambang Giok Myanmar, 34 Orang Hilang

Tanah Longsor Terjang Tambang Giok Myanmar, 34 Orang Hilang

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 14 Agu 2023 15:44 WIB
Lokasi tambang giok yang dilanda longsor di Hpakant, Myanmar. (AP Photo)
Penampakan tambang giok yang dilanda longsor di Hpakant, Myanmar (AP Photo)
Naypyitaw -

Sedikitnya 34 orang hilang setelah tanah longsor melanda sebuah tambang giok di wilayah terpencil Myanmar. Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (14/8/2023), insiden ini terjadi pada Minggu (13/8) di luar wilayah Hpakant, Kachin bagian utara, atau di dekat lokasi ratusan penambang tertimbun dalam longsor tahun 2020 lalu. Hpakant yang terpencil diketahui berjarak 950 kilometer dari Yangon, kota terbesar di Myanmar.

Hpakant merupakan pusat dari industri tambang giok terbesar di dunia dan paling menguntungkan. Longsor kali ini terjadi saat sebagian besar wilayah Myanmar diguyur hujan lebat dan dilanda banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Industri tambang batu giok yang sangat menguntungkan memang tidak memiliki regulasi resmi di Myanmar. Tidak sedikit pekerja migran menghadapi situasi berbahaya dan seringkali mengalami insiden mematikan saat bekerja di tambang giok setempat.

Pemimpin tim penyelamat lokal yang mengoordinasikan upaya pencarian, menuturkan kepada Associated Press, pada Senin (14/8) bahwa lebih dari 30 penambang sedang melakukan penggalian di lokasi saat longsor terjadi pada Minggu (13/8) sore. Mereka dilaporkan tersapu timbunan longsor hingga jatuh ke dalam danau.

ADVERTISEMENT

Menurut tim penyelamat lokal itu, yang namanya dirahasiakan, sekitar 34 orang dikonfirmasi hilang dan para petugas penyelamat sedang melakukan pencarian di area danau yang ada di area tambang giok itu.

Sementara laporan AFP, yang mengutip salah satu petugas penyelamat di lokasi menyebut 25 orang hilang akibat longsor.

"Sekitar 25 orang hilang. Kami belum mendapatkan daftar detail karena sulit untuk sampai ke sini," tutur salah satu petugas penyelamat, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada AFP di lokasi insiden.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Penampakan Longsor-Banjir Bandang di China yang Tewaskan 21 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



Dia menggambarkan bagaimana timbunan tanah yang sangat besar, hingga setinggi 150-180 meter, yang ditinggalkan oleh aktivitas penggalian tambang giok menjadi longgar akibat hujan lebat yang terus mengguyur hingga akhirnya mengalami longsor.

Sementara itu, delapan penambang di antaranya mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke rumah sakit setempat.

Salah satu penambang, yang tidak mau disebut namanya, mengaku khawatir akan keselamatan ketiga rekannya yang terjatuh ke danau saat longsor terjadi. Dia menyebut sebagai besar korban berjenis kelamin laki-laki.

Operasi pencarian dan penyelamatan korban hilang, sebut petugas penyelamat itu, masih terus berlanjut. Dia menyebut bahwa beberapa pekerja tambang nekat kembali ke lokasi dengan harapan menemukan batu giok.

"Kami belum menemukan satu pun jenazah," sebut petugas penyelamat itu kepada AFP.

Seorang petugas penyelamat lainnya, yang juga tidak bersedia disebut namanya, mengonfirmasi kepada AFP bahwa upaya untuk mencari korban hilang sedang berlangsung, meskipun ada kekhawatiran terjadinya longsor lanjutan di lokasi.

"Tidak aman bagi para petugas penyelamat untuk mencarinya," tutur petugas penyelamat yang tergabung kelompok darurat Penyelamatan Myanmar dan itu.

Dia menambahkan bahwa operasional tambang giok itu dihentikan selama musim hujan, namun para korban yang terjebak tanah longsor diyakini sebagai warga lokal yang berharap meraup kekayaan dengan menggali timbunan lumpur di lokasi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads